Para diplomat Rusia diusir di beberapa negara setelah kasus serangan racun terhadap mantan mata-mata Skripal
(VOVWORLD) - Bersangkutan dengan kasus serangan racun terhadap mantan mata-mata Rusia, Sergey Skripal dan anak perempuannya yang keracunan di Korta Salisbury, Inggris, Sekretaris Jenderal NATO, Jen Stoltenberg, Senin (27/3) menyatakan bahwa NATO telah mengusir tujuh orang diplomat dari Perutusan Rusia di NATO dari 30 orang sehinga hanya tinggal 20 orang saja.
Para diplomat Rusia diusir. (Foto:Koran Pekerja). |
Selain itu, NATO juga menolak menerima tiga orang diplomat Rusia. sekjen NATO menegaskan bahwa ini merupakan pesan yang sangat jelas terhadap Rusia.
Pada hari yang sama, Kementerian Luar Negeri Moldova mengumumkan bahwa negara ini telah meminta kepada tiga diplomat Rusia supaya meninggalkan negara ini dalam waktu 7 hari. Sementara itu, Bulgaria mengumumkan memanggil pulang Duta Besar negara ini di Rusiauntuk melakukan acara konsultasi tentang serangan dengan zat beracun saraf di Inggris yang dianggap bahwa Moskwa berdiri di belakang kasus ini.
Sampai sekarang ini, ada kira-kira 140 diplomat Rusia di 26 negara yang menerima pengumuman diusir yang diajukan negara-negara itu. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menuduh Pemerintah Amerika Serikat yang sedan berupaya cara untuk menimbulkan tekanan terhadap para sekutu untuk mengusir para diplomat Rusia, bersamaan itu menyatakan akan mengambil langkah-langkah balasan.
Dalam pidatonya pada 27/3, Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Jonhson menilai bahwa perihal negara-negara, seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada dan banyak sekutu dekat dengan Inggris di Uni Eropa secara serempak mengusir para diplomat Rusia menandai “titik balik” tentang cara pendekatan dari Barat dalam hubungan dengan Rusia.