(VOVWORLD) - Konferensi tidak resmi para Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN (IAMM) di sela-sela persidangan ke-72 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB) telah diadakan pada Sabtu (23 September).
Deputi PM, Menlu Vietnam, Pham Binh Minh di depan Konferensi tersebut (Foto: vov) |
Ini merupakan aktivitas tahunan dari para Menlu ASEAN untuk mengkoordinasi pendirian AEAN di forum PBB. Deputi Perdana Menteri (PM), Menlu Vietnam, Pham Binh Minh yang mengepalai delegasi Vietnam telah menghadiri konferensi ini.
Pada konferensi ini, para Menlu ASEAN telah berbahas tentang situasi membangun Komunitas ASEAN, melakukan persiapan bagi Konferensi Tingkat Tinggi AEAN 31 dan semua konferensi yang bersangkutan yang dilangsungkan di Filipina pada bulan November mendatang. Para Menlu ASEAN menegaskan akan terus menggelarkan secara efektif isi-isi tentang pembangunan Komunitas ASEAN yang telah disepakati pada Konferensi Menlu ASEAN di Filipina pada bulan Agustus lalu. Mereka juga menekankan perlunya mendorong lebih cepat pelaksanaan komitmen-komitmen di atas 3 pilar dari Komuntas dan memperkuat lebih lanjut lagi solidaritas dan sentralitas ASEAN di kawasan.
Ketika berbahas tentang masalah-masalah internasional dan regional yang menjadi minat bersama, para Menlu ASEAN menyatakan kecemasan yang mendalam tentang perkembangan-perkembangan yang rumit di semenanjung Korea, menegaskan lagi pendirian bersama ASEAN, mengutuk dan menyerukan kepada Republik Demokrasi Rakyat Korea supaya menghentikan segera semua uji coba senjata nuklir, menaati secara efektif semua Resolusi yang bersangkutan dari Dewan Keamanan PBB dan kembali ke meja perundingan, mengusahakan solusi yang berjangka panjang dan komprehensif tentang masalah nuklir di semenanjung Korea. Tentang masalah Laut Timur, para Menlu ASEAN sepakat meminta kepada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Tiongkok yang akan berlangsung pada bulan November supaya mengeluarkan pernyataan resmi untuk mengawali perundingan tentang COC.
Ketika berbicara di depan Konferensi ini, Deputi PM, Menlu Vietnam, Pham Binh Minh menekankan: ASEAN perlu memperkuat solidaritas dan peranan sentral tentang masalah-masalah regional dan internasional, terutama terhadap masalah-masalah perdamaian, stabilitas dan perkembangan; menonjolkan makna penting dari usaha mempertahankan perdamaian, stabilitas, keamanan, keselamatan maritim dan penerbangan di Laut Timur dan perdamaian serta stabilitas di kawasan. Dia meminta kepada semua pihak supaya mempertahankan prinsip-prinsip memecahkan sengketa-sengketa secara damai, sesuai dengan hukum internasional, di antaranya ada UNCLOS-1982, menghormati secara lengkap proses-proses diplomatik dan hukum; ASEAN dan Tiongkok perlu terus berupaya keras untuk melaksanakan secara menyeluruh DOC dan menyusun COC secara substantif dan bersifat mengikat tentang hukum.
Pada hari yang sama, para Menlu ASEAN mengadakan pertemuan dengan Sekjen PBB dan Ketua MU PBB angkatan ke-72. Semua pihak sepakat perlu memperkuat lebih lanjut lagi kerjasama ASEAN-Tiongkok di bidang-bidang bersifat lintas cabang, terutama isi-isi yang bersangkutan dengan usaha merealisasikan Visi Komunitas ASEAN 2025 dan Agenda 2030 dari PBB tentang perkembangan yang berkesinambungan; menonjolkan makna penting usaha memecahkan sengketa-sengketa secara damai di atas hukum internasional, di antaranya ada UNCLOS-1982.