(VOVworld) – Pada Senin (16 September), wakil kelompok pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengajukan kepada Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon laporan tentang proses investigasi serangan yang menggunakan senjata kimia di Suriah pada 21 Agustus lalu. Laporan ini memberitahukan bahwa ada bukti-bukti yang jelas dan persuasif untuk menegaskan bahwa senjata kimia telah digunakan di kawasan Ghouta, di peluaran Ibukota Damaskus yang menyasar pada warga sipil, di antaranya ada anak-anak di skala yang agak besar.
Menurut para pakar, gas racun sarin dimasuki kedalam peluru rudal-rudal darat ke darat yang ditembakkan pada kawasan Ghouta – alasan utama yang menewaskan 1.400 orang seperti angka yang telah ditegaskan Amerika Serikat (AS). Ini juga merupakan konfirmasi resmi pertama dari para pakar PBB tentang penggunaan senjata kimia dalam perang saudara yang memakan waktu selama 30 bulan ini di negara Timur Tengah ini. Akan tetapi, laporan tersebut tidak memberitahukan nama fihak yang mana di Suriah yang telah melaksanakan serangan.
Sekjen PBB, Ban Ki-moon
(Foto: vtv.vn)
Berbicara setelah kelompok pakar mengajukan laporan, Sekjen PBB, Ban Ki Moon menegaskan bahwa serangan kimia di Suriah merupakan kejahatan perang, bersamaan itu mengimbau kepada Dewan Keamanan PBB supaya mempertimbangkan langkah-langkah untuk menjamin bahwa Pemerintah pimpinan Presiden Suriah, Bashar al-Assad akan menaati rencara Rusia dan AS guna memusnahkan gudang senjata kimia di negara ini.
Sementara itu, banyak negara Barat terus menganggap bahwa Pemerintah pimpinan Presiden Bashar al-Assad harus bertanggung-jawab tentang kasus ini. Duta Besar Inggris di PBB, Mark Lyall Grant dan Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius menganggap bahwa rezim Presiden Bashar al-Assad merupakan biang kedali yang berdiri di belakang serangan di peluaran Ibukota Damaskus./.