(VOVworld) - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Istimewa ASEAN-Amerika Serikat (AS) dibuka hari Selasa pagi (16/2) menurut WIB di Sunnylands, negara bagian California, AS dengan dihadiri oleh Presiden AS, Barack Obama dan para pemimpin dari 10 negara ASEAN. Perdana Menteri Nguyen Tan Dung dan delegasi tingkat tinggi Pemerintah Vietnam menghadiri KTT ini. Menurut rencana, tema yang dibahas di depan KTT tersebut berfokus pada Perjanjian Kemitraan Trans Pasifik (TPP) dan masalah Laut Timur.
Panorama Konferensi Tingkat Tinggi Istimewa ASEAN-Amerika Serikat
(Foto: Kantor Berita Vietnam)
Pada hari kerja pertama dengan tema: “Mendorong kesejahteraan regional berbasiskan pembaruan dan perkembangan badan usaha”, KTT ini akan berfokus pada masalah-masalah ekonomi dan perdagangan dengan titik beratnya ialah menggelarkan TPP, Perjanjian Perdagangan Bebas berpatokan tinggi dengan partisipasi dari 4 negara anggota ASEAN (yaitu Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia dan Vietnam). Beberapa negara ASEAN lainnya menyatakan keinginan akan ikut pada TPP dan Gedung Putih juga berharap agar perjanjian ini terus diratifikasi oleh negara-negara sesuai dengan rencana. Pada pertemuan tertutup yang berlangsung segera setelah acara pembukaan KTT ini, Presiden Barack Obama dan Presiden Laos, Choummaly Saysone telah menyampaikan pidato penting, selanjutnya ialah bagian perbahasan antara para pemimpin ASEAN dan AS.
Pada hari kerja ke-2, KTT ini akan berbahas tentang masalah Laut Timur, yang diantaranya menekankan kebebasan dan keamanan maritim di Laut Timur. Wakil Penasehat Keamanan Nasional AS, Ben Rhodes memberitahukan: Presiden Barack Obama akan mengajukan pesan bahwa semua sengketa harus ditangani secara damai, sesuai dengan patokan internasional. Selain itu, para pemimpin juga berbahas tentang terorisme dan tantangan-tantangan lintas negara.
AS merupakan mitra strategis bagi ASEAN dan ini merupakan KTT yang pertama antara ASEAN dan satu mitra segera setelah Masyarakat ASEAN terbentuk. Kalangan analis menilai bahwa pihak AS menaruh perhatian khusus pada konferensi ini, mengganggap-nya sebagai selar tentang diplomasi dalam masa bakti Presiden Barack Obama, bersamaan itu menunjukkan komitmen menggelarkan politik Washiongton dalam poros ke Asia tidak hanya dengan kata-kata saja, melainkan juga dengan aksi-aksi kongkrit.