Pembukaan KTT GMS 6

(VOVWORLD) - Dengan tema: “Mengembangkan 25 tahun kerjasama dan pembangunan satu GMS yang berkesinambungan, integratif dan makmur”, Konferensi Tingkat Tinggi  ke-6 Sub-kawasan Sungai Mekong yang diperluas (GMS 6) dibuka pada Sabtu pagi (31/3), di Kota Hanoi, dengan dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, wakil negara tuan rumah.
Pembukaan KTT GMS 6  - ảnh 1PM Nguyen Xuan Phuc berbicara di depan KTT GMS 6 (Foto: VOV)

Yang menghadiri KTT ini ada para pemimpin negara-negara Sub-kawasan Sungai Mekong, Presiden Bank Pembangunan  Asia (ADB), Wakil Bank Dunia, Wakil ASEAN, Wakil Bank Investasi Infrastruktur Asia, Dewan Bisnis GMS, Wakil sektor swasta, para mitra perkembangan.

Di depan KTT GMS 6 tersebut, PM Nguyen Xuan Phuc menekankan: “Dengan prestasi yang menggembirakan yang telah dicapai GMS di sungai Mekong selama 25 tahun ini, dengan tekad dari Pemerintah dan semangat bergotong royong dari  rakyat, seperjalanan dari ADB dan para mitra perkembangan, terutama ada partisipasi yang berinisiatif  dan kreatif dari badan-badan usaha, GMS sama sekali percaya diri untuk terus maju dengan peranan sebagai mekanisme kerjasama pertama, punya peranan utama di kawasan sungai Mekong demi perdamaian dan perkembangan yang berkesinambungan, mendatangkan kemakmuran untuk semua warga”.

Sebelumnya, pada sidang pleno, KTT tersebut telah mendengarkan laporan hasil-hasil kerjasama yang telah dicapai sejak KTT GMS 5 dan pembuatan naskah-naskah KTT GMS 6 seperti Rencana Hanoi tahap 2018-2022, Kerangka investasi regional tahun 2022 dan strategi-strategi kerjasama di masing-masing bidang dari GMS.

Para pemimpin GMS dan wakil para mitra sepakat bahwa GMS sedang memasuki satu tahap perkembangan baru dengan kesempatan-kesempatan dan tantangan yang belum pernah ada, menuntut supaya  GMS punya cara pendekatan yang kreatif dan visi panjang dan global KTT ini menilai tinggi pembuatan Rencana Aksi Hanoi 2018-2022 beserta Kerangka investasi regional 2022 dengan kira-kira 220 program, proyek dan bantuan teknik  senilai sebesar 66 miliar USD. PM Thailand, Prayuth Chan-ocha mengatakan:

“Saya menyetujui naskah-naskah ini dan ini akan merupakan hasil yang nyata dari proses kerjasama kita. Kita perlu terus mendorong proyek-proyek konektivitas antara negara-negara di kawasan, terutama konektivitas tentang jaringan perhubungan untuk melakukan konektivitas koridor ekonomi Utara-Selatan, koridor ekonomi Timur-Barat dan koridor ekonomi Selatan di Thailand Selatan guna mendorong pertumbuhan. Saya fikir konektivitas jalan kereta api juga sangat penting, turut memperkuas kerjasama perdagangan dan investasi antar-negara di kawasan. Konektivitas infrastruktur lunak juga sangat penting untuk membantu konektivitas infrastruktur keras. Kita telah menandatangani Perjanjian tentang pemudahan perhubungan lintas perbatasan, kita akan terus berkoordinasi untuk melaksanakan secara berhasil-guna Perjanjian ini dan terus melakukan proyek-proyek yang lain”.

Pembukaan KTT GMS 6  - ảnh 2 Pemimpin negara-negara peserta KTT GMS 6 (Foto: VOV)

Di atas dasar  Rencana Aksi Hanoi 2018-2022 beserta Kerangka Investasi Regional 2022 dengan 220 program, proyek dan bantuan teknik yang diesahkan, PM Nguyen Xuan Phuc meminta supaya memulai penyusunan Visi Kerjasama GMS sampai tahun 2030, dengan tugas utama ialah meningkatkan daya saing, membantu negara-negara GMS ikut serta secara lebih intensif dan efektif dalam rantai nilai global, memperkuat koordinasi dalam menghadapi tantangan bersama di kawasan, khususnya perubahan iklim, perlindungan lingkungan hidup. Ketika menekankan lima titik berat kerjasama besar pada waktu mendatang, PM Nguyen Xuan Phuc memberitahukan:

“Pertama, mengembangkan infrastruktur, memperhebat konektivitas di kawasan, menjamin kelancaran antar negara-negara GMS dan antara GMS dengan kawasan-kawasan lain. Kedua, mendorong “konektivitas yang bersifat saling bantu” tentang perdagangan dan investasi. Ketiga, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya pendidikan baru, pendidikan sumber daya manusia. Ini merupakan tuntutan mendesak pada latar belakang menyebarnya Revolusi Industri 4.0, harus menciptakan terobosan tentang pengembangan sumber daya manusia agar kawasan GMS bisa meningkatkan daya saing internasional. Keempat, membangun GMS sungguh-sungguh menjadi satu komunitas yang punya kepentingan bersama, bersama-sama menghadapi dan menangani tantangan-tantangan bersama. Kelima, GMS perlu mengembangkan mekanisme kerjasama yang terbuka dengan partisipasi dari negara-negara dan mitra perkembangan, institusi-institusi keuangan internasional dan komunitas badan usaha guna memberikan kepentingan kepada semua orang”.

Ketika menegaskan dukungan kuat dari Tiongkok terhadap Kerjasama Sub-kawasan Sungai Mekong, Anggota Dewan Negara Tiongkok, Menlu Tiongkok, Wang Yi menunjukkan:

“Kerangka investasi regional dengan 200 proyek dalam waktu 5 tahun mendatang yang diesahkan pada konferensi ini akan merupakan satu langkah selanjutnya dalam kerjasama kita. Tiongkok ikut serta secara erat dan berinisiatif memberikan bantuan keuangan. Kita perlu memperkokoh hubungan kemitraan yang erat, mengembangkan jaringan masyarakat demi masa depan bersama di Sub-kawasan, turut membangun satu komunitas GMS yang berkembang secara berkesinambungan”.

Ketika menyampaikan ucapan selamat kepada Pemerintah Vietnam yang telah mengadakan dengan sukses KTT GMS, Presiden ADB, Takehi Nakao menilai tinggi semua sumbangan yang telah diberikan Vietnam. Bersamaan itu ADB berkomitmen akan berjalan seperjalanan dengan GMS dalam melaksanakan target membangun satu kawasan yang berkembang secara berkesinambungan dan integratif.

Pada acara penutupan KTT tersebut, juga berlangsung acara serah-terima Keketuaan Dewan Bisnis GMS dari Kamboja kepada Laos.  

Komentar

Yang lain