(VOVworld) – Konferensi Tingkat Tingi (KTT) ke-17 Gerakan Non-blok dibuka pada Sabtu pagi (17/9), menurut waktu lokal, di pulau Margarita, Venezuela. Yang menghadiri KTT ini, ada 22 Presiden dan Perdana Menteri (PM), 11 Wakil Presiden dan Deputi PM, kepala delegasi negara-negara anggota, berbagai negara yang lain, organisasi pengamat dan undangan. Deputi PM, Menteri Luar Negeri (Menlu) Vietnam, Pham Binh Minh mengepalai delegasi tingkat tinggi Vietnam menghadiri KTT tersebut dan menyampaikan pidato pada sesi perbahasan pertama.
Panorama KTT ke-17 Gerakan Non-blok
(Foto: Vu Le Ha / congly.vn)
Dengan pesan: “Memperkokoh solidaritas di atas dasar target-target dan prinsip bersama demi perdamaian, kedaulatan dan perkembangan yang berkesinambungan”, Deputi PM, Menlu Pham Binh Minh menganggap bahwa selama 55 tahun berkembang, Gerakan Non-blok telah memberikan banyak sumbangan dalam perjuangan demi perdamaian dan kemerdekaan nasional, menentang perang dan berkembang bersama. Beliau juga menganggap bahwa situasi internasional dan regional mengalami banyak perkembangan yang rumit, diantaranya ada banyak tantangan besar sekarang ini tentang perdamaian, keamanan, terorisme internasional, perubahan iklim, kemerosotan lingkungan hidup dan sebagainya.
Deputi PM Pham Binh Minh meminta kepada Gerakan Non-blok supaya berfokus memperkokoh solidaritas, menjunjung tinggi prinsip-prinsip pendirian, diantaranya menangani semua sengketa secara damai, sesuai dengan hukum internasional, melaksanakan Agenda 2030 demi perkembanghan yang berkesinambungan dan Permufakatan Paris tentang perubahan iklim dengan prinsip “tanggung jawab bersama, tapi ada perbedaan”, mendorong kerjasama Selatan-Selatan, kerjasama trilateral, antar-kawasan, sub-kawasan, menjamin agar mekanisme-mekanisme manajemen global harus demokratis, lebih adil dan mendapat partisipasi praksis dari negara-negara Gerakan Non-blok. Deputi PM Pham Binh Minh menjunjung tinggi upaya-upaya ASEAN dalam membangun Komunitas ASEAN, khususnya dalam mendorong perdamaian, keamanan, kestabilan dan perkembangan serta menangani sengketa-sengketa yang rumit di kawasan, diantaranya ada masalah Laut Timur.
Juga pada KTT tersebut, negara-negara ASEAN sepakat meminta kepada konferensi ini supaya mencatat perkembangan-perkembangan baru di kawasan Asia Tenggara, diantaranya ada pembentukan Komunitas ASEAN; menyatakan kecemasan atas perkembangan-perkembangan baru-baru ini di Laut Timur. Negara-negara ASEAN meminta kepada konferensi ini supaya terus mendukung usaha menangani semua sengeka dengan langkah damai sesuai dengan hukum internasional, Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut tahun 1982, menghormati proses-proses diplomatik dan hukum, menjamin pelaksanaan DOC dan cepat menuju ke COC.