(VOVworld) – Menurut Perdana Menteri (PM) Turki, Binaila Yildirim, kudeta ini adalah “tanda hitam dari demokrasi Turki” ketika ada 265 orang yang tewas dan 1.440 orang lain menderita luka-luka.
Presiden Turki, Erdogan
(Foto: qdnd.vn)
Dalam pada itu, Presiden Turki Erdogan menyatakan bahwa Pemerintah dan Presiden sedang memegang hak kontrol. Hingga waktu ini, situasi di Istanbul telah lebih stabil. Banyak tempat di ibu kota Ankara telah beraktivitas kembali, banyak jasa dibuka kembali, banyak missi penerbangan diadakan kembali. Presiden Erdogan berkomitmen akan menyingkirkan para pengkhianat dari Badan Staf Umum dan membersihkan seluruh tentara.
Parlemen Turki pada Sabtu (16/7) juga mengadakan sidang luar biasa setelah kudeta yang dianggap dilakukan oleh para pendukung Ulama Turki, Gulen yang sedang hidup di Amerika Serikat. Tentang pekerjaan investigasi terhadap para biang keladi, PM Turki Binaila Yildirim memberitahukan akan melakukan investigasi tentang semua segi dari kudeta dan mempelajari kemampuan adanya kesalahan dalam sistim intelijen turki. Dia memberitahukan bahwa diantara 2.839 tentara Turki yang ditangkap karena bersangkutan dengan kudeta ini ada para perwira tingkat tinggi.
Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, setelah terjadi kudeta di Turki pada Sabtu (16/7), Duta Besar Pham Sanh Chau, Kepala delegasi Vietnam peserta persidangan ke-40 Komite Pusaka Dunia dari UNESCO di kota Istanbul memberitahukan bahwa para anggota delegasi Vietnam aman dan semua aktivitas yang dilakukan oleh delegasi Vietnam dan delegasi negara-negara lain tidak mengalami perubahan. Sekarang ini belum ada orang Vietnam manapun yang mengalami pengaruh akibat kudeta ini.