Pemimpin Rusia dan Jepang sepakat menuju ke perjanjian damai

(VOVWORLD) - Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, pada Sabtu (26 Mei), menegaskan akan berupaya menuju ke penandatanganan satu perjanjian damai pasca perang dan memperhebat kerjasama ekonomi bilateral.
Pemimpin Rusia dan Jepang sepakat menuju ke perjanjian damai - ảnh 1 Presiden Rusia, Vladimir Putin (kiri) dan PM Jepang, Shinzo Abe (Foto: AFP/VNA)

Dalam pembicaraan di Istana Kremlin, Rusia, dua pemimpin tersebut telah membahas cara mendorong aktivitas ekonomi bersama di 5 bidang di pulau-pulau yang sedang dipersengketakan seperti yang telah disetujui pada bulan September tahun lalu. Kedua pemimpin ini telah sepakat mempercepat konsultasi-konsultasi untuk memperkuat aktivitas dagang di kawasan-kawasan tersebut dan mengirim delegasi ke sana pada musin panas ini. Jepang berharap agar aktivitas-aktivitas ini akan membuka jalan bagi pemecahan atas masalah-masalah persengketaan wilayah yang telah memakan waktu puluhan tahun ini, dan akhirnya menuju ke penandatanganan perjanjian damai pasca Perang Dunia II. Pada fihaknya, Rusia ingin menyerap para investor Jepang di kawasan Timur Jauh yang masih kurang berkembang.

Ketika berbicara di depan jumpa pers di Moskow, Ibukota Rusia setelah pembicaraan tersebut, Presiden Vladimir Putin menekankan: “hal yang penting ialah kedua fihak bersama-sama tekun menuju ke satu solusi yang tidak hanya memenuhi kepentingan-kepentingan kedua fihak melainkan juga mendapat kesepakatan dari rakyat dua negeri”. Dia mendukung usulan mengirim delegasi badan-badan usaha Jepang ke pulau-pulau yang sedang dipersengketakan pada paro akhir tahun 2018. Selain itu, pemimpin Rusia menyambut kemajuan yang tercapai dalam menstabikan  hubungan Rusia-Jepang, dalam masalah-masalah investasi-perdagangan, dialog politik, pertukaran antara berbagai kementerian, instansi, kawasan dan badan serta proyek-proyek bersama di banyak bidang.

Pada fihaknya, PM Jepang Shinzo Abe memberitahukan bahwa Tokyo bersedia memperkuat kerjasama dengan Rusia. Dia berharap supaya akan mencapai terborosan dalam memecahkan sengketa-sengketa wilayah yang telah membuat hubungan bilateral terkena pengaruh secara serius pasca perang.

Pada pembicaraan tersebut, dua pemimpin juga membahas masalah Republik Demokrasi Rakyat Korea, di antaranya, kedua fihak menegaskan kembali keingingan mempertahankan perdamian regional, bersamaan ini bekerjasama erat dalam masalah denuklirisasi Semenanjung Korea.

Komentar

Yang lain