Pendapat yang saling bertentangan tentang pembukaan masjid-masjid di Indonesia
Huong Tra - VOV di Indonesia -  
(VOVWORLD) - Meskipun kasus-kasus pengidap Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan indikasi turun, tetapi negara ini telah memutuskan untuk membuka kembali aktivitas-aktivitas komunitas, di antarannya ada pembukaan kembali masjid-masjid guna memenuhi kebutuhan beragama dari penduduk. Sudah ada pendapat-pendapat yang saling bertentangan tentang keputusan ini dari Pemerintah Indonesia.
Para jemaah menjaga jarak selama proses melakukan ibadah di masjid di Cirebon (Foto: Fikiran rakyat) |
Ketua Dewan Masjid Indonesia, Yusuf Kalla mengatakan bahwa masjid-masjid mulai dibuka kembali setelah Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di daerah-daerah yang berakhir. Akan tetapi perlu terus mempertahankan aturan protokol kesehatan dalam proses melakukan ibadah seperti membawa permadani pribadi, memakai masker, mencuci tangan, melakukan penyemprotan disinfektan di tempat ibadah, dan menjaga jarak minimal satu meter antara para jemaah. Anak-anak, orang lanjut usia, orang yang punya penyakit penyerta dan orang terpapar Covid-19 tidak akan diperbolehkan masuk ke tempat ibadah.
Pembukaan masjid-masjid mendapat penilaian tinggi dari para umat Muslim Indonesia yang sedang berharap datang ke masjid untuk melakukan ibadah. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas mengatakan bahwa pembukaan masjid-masjid merupakan berita yang baik bagi para umat Muslim.
Akan tetapi, beberapa pemimpin agama lain dan para pakar Indonesia telah menyatakan keprihatiannya akan gelombang Covid-19 kedua yang mungkin bisa terjadi di Indonesia ketika masjid-masjid dibuka kembali.
Sementara itu, pakar Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Pandu Riyono mengatakan bahwa ada hingga 80% jumlah orang yang terpapar Covid-19 di Indonesia tanpa gejala. Membuka masjid-masjid dan menerapkan tahapan kenormalan baru saat wabah Covid-19 belum dikendalikan di Indonesia secara sungguh-sungguh meningkatkan bahaya penularan dan merampas lebih banyak jiwa penduduk.
Huong Tra - VOV di Indonesia