Perancis menghentikan sepunuhnya aktivitas militer di Republik Afrika Tengah
(VOVworld) - Operasi militer yang dilalukan Perancis dengan nama “Sangaris” di Republik Afrika Tengah (CAR) akan berhenti sepenuhnya pada Senin (31 Oktober), kira-kira 3 tahun setelah Paris mengerahkan pasukan militer untuk menegakkan kembali situasi keamanan dan ketertiban di negara Afrika ini setelah adanya huru-hara etnis yang berlumuran darah.
Iringan kendaraan militer Perancis di Republik Afrika Tengah
(Foto: today.ng / Vietnam+)
Penggelaran operasi yang bernama: “Sangaris” oleh Perancis dari Desember tahun 2013 bertujuan membantu Perutusan Penjaga Perdamain Persekutuan Afrika (MISCA) dan kemudian Pasukan Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (MINUSCA) untuk memulihkan kembali kestabilan di Republik Afrika Tengah, khususnya Ibukota Bangui. Perancis pada 2014 telah mempertahankan pasukan sebanyak 2.500 serdadu untuk ikut menjaga perdamaian di negara Afrika Tengah ini. Pada 6/2016, Perancis menyatakan pengurangan pasukan militer –nya di negeri ini menjadi hanya tinggal 350 serdadu dengan tanggung jawab yang pokok sebagai kelompok cadangan taktis guna membantu Pasukan penjaga perdamaian PBB kalau diperlukan.