(VOVworld) - Pada Kamis pagi (16 Oktober) menurut WIB, Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Tan Dung telah tiba di Milan (Italia), mulai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ke-10 Forum Kerjasama Asia-Eropa (ASEM-10). Yang menyambut PM Nguyen Tan Dung di bandara, ada para wakil dari Kementerian Luar Negeri Italia, Duta Besar Vietnam untuk Italia, Nguyen Hoang Long beserta para pejabat dan personel Kedutaan Besar Vietnam di Italia.
Para wakil dari Kementerian Luar Negeri Italia, Duta Besar Vietnam untuk Italia,
Nguyen Hoang Long beserta para pejabat dan personel Kedutaan Besar Vietnam
di Italia menyambut PM Nguyen Tan Dung di bandara
(Foto: hanoimoi.com.vn)
Dengan tema: “Mitra yang bertanggung jawab demi pertumbuhan dan keamanan yang berkesinambungan”, ASEM-10 berbahas tentang empat isi pokok yaitu Masalah-masalah eknomi, keuangan dan konektivitas Asia-Eropa; Masalah-masalah global; Masalah-masalah internasional dan regional yang menjadi minat bersama; Orientasi masa depan ASEM. Selain itu menjelang Konferensi ASEM-10, akan berlangsung pertemuan puncak tidak resmi ASEAN-Uni Eropa.
Untuk turut meningkatkan tarap hubungan antara Vietnam dengan Uni Eropa dan para mitra penting lainnya dalam ASEM dan memberikan sumbangan-sumbangan pada perhatian bersama, pada tahun 2014, Vietnam akan terus mengeluarkan berbagai rekomendasi dan gagasan yang berfokus pada bidang-bidang seperti melakanakan “Target Milenium” (mengentas dari kemiskinan), memberikan pendidikan kejuruan dan mengembangkan sumber daya manusia, mengelola sumber air, menghadapi bencana alam, mendorong kerjasama kongkrit Mekong-Danube.
Sebelum meninggalkan Ibukota Berlin, mengakhiri secara baik kunjungan resmi di Republik Federasi Jerman, Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Tan Dung membacakan pidato penting di depan para politikus, sarjana dan peneliti papan atas dari Jerman dan Eropa di Institut Koerber.
Dalam pidatonya, PM Nguyen Tan Dung menyinggung bahaya-bahaya global dari bentrokan senjata, sengketa kedaulatan, penggunaan kekerasan atau ancaman penggunaan kekerasan, bangkitnya terorisme serta tantangan-tantangan tentang keamanan non-tradisional yang semakin muncul dengan serius.
Beliau mengatakan: “Semua tantangan dan bahaya tersebut menuntut tanggung jawab, kerjasama dan upaya yang sangat tinggi dari masing-masing negara, kawasan serta seluruh dunia dan tidak ada negara pun, termasuk negara-negara adi kuasa papan atas mampu menanganinya sendiri. Untuk mempertahankan perdamaian dan kestabilan secara berkesinambungan di kawasan, kami menganggap bahwa memerlukan iktikat baik dan tanggung jawab semua negara. Masing-masing negara yang kecil atau besar, disamping memikirkan kepentingannya, juga harus memperhatikan masalah-masalah bersama dunia dan kepentingan rasional dari negara-negara lain. Ini merupakan fundasi dari pemahaman dasar bagi semua negara untuk memperkuat hubungan persahabatan, mendorong mekanisme kerjasama, menegakkan kepercayaan, menangani semua sengketa dengan langkah damai, sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional”.
Dengan semangat ini, PM Nguyen Tan Dung menegaskan prioritas pertama Vietnam yalah mempertahankan lingkungan damai, stabil untuk mengembangkan Tanah Air dan memperbaiki kehidupan rakyat. PM Nguyen Tan Dung menegaskan bahwa kebijakan konsekwen Vietnam yalah tidak bersekutu dengan negara yang satu untuk menentang negara yang lain; dengan tekad berjuang membela kepentingannya, bersamaan itu, jujur berkerjasama dengan negara yang lain membina kepercayaan strategis.
Yang bersangkutan dengan hubungan Kemitraan Strategis Vietnam-Jerman dalam panaroma hubungan Asia-Eropa, PM Nguyen Tan Dung menegaskan: “Sebagai anggota aktif ASEAN dan Jerman, dan sebagai anggota pilar EU, Vietnam harus berkerjasama lebih erat untuk turut menciptakan impuls bagi kerjasama ASEAN-EU dan hubungan antara dua benua Asia-Eropa berkembang kuat, memberikan sumbangan aktif pada peradmaian, kestabilan dan kesejahteraan di dua benua. Perkembangan tersebut akan berpengaruh balik, mendatangkan ruang lebih luas, dan lebih efektif bagi hubungan kemitraan strategis Vietnam-Jerman”.
PM Nguyen Tan Dung juga menjawab banyak pertanyaan para sarjana, peneliti pertama Jerman dan Eropa yang bersangkutan dengan kebijakan, strategi pengembangan ekonomi yang berkesinambungan Vietnam, masalah demokrasi, hak asasi manusia dan pandangan Vietnam dalam memecahkan masalah tentang Laut Timur.
PM Vieetnam, Nguyen Tan Dung berbicara di depan dialog ini
(Foto: AVI)
Dalam kerangka program menghadiri ASEM-10, pada Kamis sore (WIB), di Pusat Konferensi kota Milan (Italia) telah berlangsung Dialog dengan Forum Badan Usaha Asia-Eropa ke-14 dengan tema: “Memperkuat hubungan badan usaha untuk mendorong integrasi ekonomi Asia-Eropa”. Forum ini menyerap kedatangan dari kira-kira 800 wakil semua grup besar di dua benua.
PM Nguyen Tan Dung adalah salah seorang diantara tiga pemimpin senior Asia yang diundang melakukan dialog dengan badan-badan usaha papan atas dua benua Asia dan Eropa. Ketika berbicara di sesi dialog ini, PM Nguyen Tan Dung dan para pemimpin ASEM menekankan peranan badan-badan usaha Asia-Eropa yang semakin tinggi dalam mengkaitkan ekonomi dua benua. PM Nguyen Tan Dung menunjukkan tuntutan mendesak ASEM sekarang yalah menghidupkan dan meningkatkan peranan kerjasama, integrasi ekonomi dan menegaskan posisi ASEM pada abad ke -21.
PM Nguyen Tan Dung menekankan: “Saya meminta kepada Anda Sekalian supaya terus berjalan seperjalanan dalam menggelarkan secara kuat “Rencana aksi untuk mengkondusifkan perdagangan” dan “Rencana aksi untuk promosi investasi” dari ASEM. Ini merupakan fundasi penting bagi kita memanfaatkan kesempatan-kesempatan baru ketika Asia sedang menjadi pelopor pertumbuhan eknomi global dan Eropa merupakan satu pusat teknologi, kreasi dan pasar yang potensial. Dengan potensi dan kekreatifan, Anda Sekalian supaya membantu anggota-anggota ASEM yang sedang berkembang dalam menghadapi semua tantangan keamanan non-tradisional, terutama menjamin ketahanan pangan-sumber air-energi, pengelolaan secara berkesinambungan sumber daya alam, menghadapi bencana alam”.
PM Nguyen Tan Dung juga menunjukkan bahwa hampir semua mitra strategis dan mitra komprehensif Vietnam adalah para anggota ASEM. Dengan prospek penggelaran dan penyelesaian 14 Perjanjian perdagangan bebas pada tahapan sampai tahun 2020, diantaranya ada Perjanjian Perdagangan Bebas Bilateral Vietnam-Uni Eropa sedang berada dalam tahapan penyelesaian, Vietnam akan menjadi salah mata rantai yang penting dalam jaringan konektivitas ekonomi yang besar dengan 56 mitra, diantaranya ada 47 negara anggota ASEM. Ini merupakan fundasi-fundasi bagi Vietnam untuk meningkatkan sumbangan pada konektivitas Asia-Eropa dan berpartisipaisi secara lebih mendalam pada rangkaian nilai global, menciptakan kesempatan-kesempatan baru dan besar bagi badan-badan usaha dua benua untuk melakukan investasi dan bisnis di Vietmam./.