Perjanjian RCEP diharapkan akan memberikan situasi baru kepada perdagangan regional dan internasional
(VOVWORLD) - Mengalami banyak putaran perundingan sejak tahun 2012 antara 10 negara anggota ASEAN dan 6 mitra dialog, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dinilai sebagai Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) yang paling besar di dunia karena mencakup satu pasar raksasa dengan skala sebanyak 24,8 triliun USD dan lebih dari 2,3 miliar jiwa.
Oleh karena itu, Konferensi ke-10 RCEP pimpinan Kementerian Industri dan Perdagangan Vietnam yang akan digelar pada Selasa (23/6) ini di Kota Ha Noi diharapkan akan memberikan situasi baru dan struktur baru kepada perdagangan regional dan internasional.
Menurut Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam, Tran Tuan Anh, Perjanjian RCEP yang mulai digerakkan pada bulan November 2012 di Phnom Penh, Ibukota Kamboja seperti satu gagasan ASEAN untuk memacu perdagangan antara negara-negara anggota ASEAN dan 6 negara mitra yang telah punya perjanjian perdagangan bebas yang independen dengan ASEAN yaitu Australia, Tiongkok, India, Jepang, Selandia Baru dan Republik Korea. Keikutsertaan bersama pada RCEP akan mendorong perdagangan di seluruh kelompok dengan cara mengurangi tarif, menstandarkan berbagai prinsip dan prosedur beacukai, serta memperluas pendekatan pasar, terutama antar-negara yang tidak punya permufakatan dagang.