Perkembangan baru tentang operasi militer Turki terhadap pasukan orang Kurdi di Suriah
(VOVWORLD) - Ketika menerima Utusan Khusus Presiden Rusia urusan Suriah, Alexander Lavrentiyev dan Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Vershinin, Presiden Suriah, Bashar al-Assad, pada Jumat (18/10), di Ibukota Damascus, menganggap bahwa pasukan-pasukan Turki, Amerika Serikat (AS) dan pasukan-pasukan lain yang berada di wilayah Suriah perlu menarik diri dari negara ini.
Asap naik dari kotamadya Ras al-Ain (Suriah Utara) setelah serangan Turki pada tanggal 17/10/2019 (Foto: VNA) |
Menurut Presiden Bashar al-Assad, pasukan-pasukan ini dianggap sebagai pasukan pendudukan menurut hukum internasional. Dia menekankan: warga Suriah punya hak menggunakan semua langkah untuk menentang tindakan ini.
Pada pihaknya, para pejabat Rusia mengulangi pendirian Moskow dalam mendukung kedaulatan dan keutuhan wilayah Suriah.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan, pada hari yang sama, memperingatkan akan mengadakan kembali operasi militer terhadap pasukan bersenjata orang Kurdi pada Selasa malam (22/10) ini kalau permufakatan dengan AS tentang masalah menghentikan operasi dan membolehkan pasukan-pasukan orang Kurdi untuk menarik diri dari kawasan tidak dilaksanakan secara penuh.
Tentang masalah ini, pada hari itu juga, Pentagon memberitahukan bahwa AS akan mempertahankan rencana menarik serdadu dari kawasan-kawasan Suriah Timur Laut, bersamaan itu menegaskan bahwa akan tidak ada unit infanteri manapun dari negara ini ikut membentuk zona aman di kawasan perbatasan antara Suriah dan Turki.