Permufakatan damai di Republik Afrika Tengah menderita ancaman serius
(VOVWORLD) - Permufakatan damai yang ditandatangani belum sampai 1 bulan di Republik Afrika Tengah sedang mendapat ancaman serius setelah 5 kelompok milisi menarik diri semuanya dari permufakatan ini atau tidak mengakui perubahan dari pemerintah baru.
Presiden Republik Afrika Tengah, Faustin-Archenge Touadera (kiri) menandatangani pertemuan damai di Khartoum, Ibukota Sudan (Foto: VNA) |
Permufakatan damai yang dirundingkan di Khartoum, Ibukota Sudan dan ditandatangani pada 6/2 di Bangui, Ibukota Republik Afrika Tengah yang dihadiri oleh Presiden Republik Afrika Tengah, Faustin-Archenge Touadera dan pemimpin 14 kelompok bersenjata yang sedang mengontrol sebagian besar wilayah negara ini.
Republik Afrika Tengah memiliki sumber daya mineral yang berlimpah-limpah tetapi masih di dalam daftar negara-negara yang paling miskin di dunia karena perangsaudara berlarut-larut. Sekarang ini, kelompok-kelompok pemberontak sedang mengontrol 80% luas negara ini, tanpa memperdulikan keberadaan Perutusan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).