(VOVWORLD) - Sehubungan dengan kunjungan resmi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komite Sentral Partai Komunis Viet Nam (KS PKV), Nguyen Phu Trong di Hungaria dari 8-11 September, atas undangan Perdana Menteri (PM) Hungaria, Viktor Orban, dua pihak telah mengeluarkan Pernyataan Bersama Viet Nam-Hungaria tentang penggalangan hubungan kemitraan komprehensif.
Sekjen KS PKV, Nguyen Phu Trong (kiri) dan PM) Hungaria, Viktor Orban pada jumpa pers setelah pembicaraan . (Foto: vov) |
Dalam rangka kunjungan kunjungan ini, Sekjen Nguyen Phu Trong telah mengadakan pembicaraan dengan PM Viktor Orban, mengadakan pertemuan dengan Presiden Janos Ader, Wakil Ketua Parlemen Hende Csaba, menghadiri Konferensi Rektor Universitas-Universitas Hungaria-Viet Nam dan mengunjungi Kota Szetendre.
Pada semua pembicaraan dan pertemuan ini, dua pihak berharap akan memperkuat lebih lanjut lagi hubungan antara dua negara dengan penggalangan hubungan kemitraan komprehensif antara Viet Nam-Hungaria.
Dua pihak sepakat berbagi pengalaman dan memperkuat kerjasama di bidang industri 4.0, pertanian dan industri bahan makanan, keuangan, perpajakan, pengelolaan sumber daya alam, sains dan teknologi, ketenaga-kerjaan, pelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Aktivitas kerjasama di bidang-bidang ini bisa mendorong nilai perdagangan antara dua negara dan memberikan sumbangan pada pembentukan basis-basis patungan.
Dua pihak sepakat menciptakan syarat yang kondusif bagi barang dagangan dua negara untuk bisa memasuki pasar satu sama lain guna memperkuat pertukaran barang dagangan dan jasa yang saling menguntungkan, di antaranya ada usaha mendorong penandatanganan secara resmi dan meratifikasi Perjanjian Perdagangan Bebas Viet Nam-Uni Eropa (EVFTA).
Dua pihak memperkuat kerjasama lebih lanjut lagi di bidang kesehatan; kerjasama pertahanan, pendidikan-pelatihan, temu pergaulan kebudayaan, olahraga dan pariwisata.
Dua pihak menegaskan sentralitas Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam mempertahankan perdamaian, keamanan internasional, mendorong kemakmuran dan perkembangan yang berkesinambungan; menekankan prinsip memecahkan sengketa-sengketa antar-negara dengan langkah damai, tidak menggunakan kekerasan atau mengancam menggunakan kekerasan, di atas dasar prinsip dari hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.