(VOVWORLD) - Para pemimpindan pemerintah dari negara- negara di dunia, pada Jumat (27 April), telah menyambut pertemuan puncak antar-Korea yang bersejarah merupakan langkah yang menuru ke perdamaian, namun juga menyatakan kehati-hatian tentang tantangan-tantangan di depan.
Presiden Republik Korea, Moon Jae-in (kanan) dan Pemimpin RDRK, Kim Jong-un pada pertemuan puncak antar-Korea, 27 April. (Foto: Yonhap/Kantor Berita Vietnam) |
Ketika berbicara kepada kalangan pers, Presiden Rusia, Vladimir Putin menilai bahwa ini merupakan informasi yang sangat positif. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia memberitahukan: Moskow telah bersedia mendorong kerjasama antara Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK) dan Republik Korea di bidang-bidang perkereta-apian, gas bakar dan energi listrik.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenberg menilai bahwa ini merupakan langkah yang menggembirakan, namun masih ada banyak pekerjaan di depan.
Dari Brussels, Perdana Menteri (PM) Belgia, Charles Michel menegaskan: Setelah 65 tahun, dunia kita bisa menjadi tempat yang lebih aman, memberikan perdamaian dan stabilitas kepada Semenanjung Korea. Kami mendukung aspirasi Republik Korea dan RDRK menandatangani satu permufakatan damai untuk resmi menghentikan perang Korea.
Pada pihaknya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggeris, Boris Johnson menyambut baik kesepakatan dua bagian negeri Korea yang menuju ke denuklirisasi Semenanjung Korea, bisa sama sekali dicek dan tidak bisa dibalikkan, memperbaiki hubungan bilateral dan mengurangi ketegangan garis perbatasan.
Pada Jumat (27 April), Jerman menyambut pertemuan puncak antar-Korea yang bersifat bersejarah dan menganggapnya sebagai satu kemajuan penting dan tepat, memberikan perdaimaian dan stabilitas di semenanjunga Korea .
Menlu Kanada, Chrystia Freeland, pada hari yang sama, dalam pernyataan-nya, telah menyambut hasil pertemuan tersebut, bersamaan itu berharap agar semua pihak terus melakukan langkah-langkah positif untuk menuju ke satu semenanjung Korea yang damai dan stabil.
Pemerintah Indonesia berharap agar pertemuan puncak antar-Korea pada tanggal 27 April akan membantu memberikan perdamaian kepada semenanjung Korea. Dalam pernyataan-nya, Menlu Indonesia, Retno Marsudi menunjukkan: Indonesia menyambut hasil pertemuan puncak antar-Korea dan berharap agar ini akan menciptakan fundasi bagi perdamaian jangka panjang di semenanjung Korea, memberikan kemakmuran kepada rakyat kedua negeri. Indonesia juga menganggap bahwa pertemuan ini mungkin merupakan awalan bagi satu kawasan semenanjung Korea tanpa ada senjata nuklir”.
Sebelumnya, setelah mengakhiri pertemuan puncak antar-Korea, Presiden Republik Korea, Moon Jae-in dan Pemimpin RDRK, Kim Jong-un telah menandatangani Pernyataan Bersama Panmunjom, di antaranya dua pihak berkomitmen akan mengakhiri perang pada tahun ini. Pernyataan Bersama ini juga menunjukkan: Republik Korea dan RDRK menegaskan tujuan bersama dalam menghapuskan nuklir di Semenanjung Korea melalui melakukan denuklirisasi sepenuhnya, aktif mendorong perundingan-perundingan tiga pihak yang meliputi dua bagian negeri Korea dan Amerika Serikat, atau mekanisme perundingan empat pihak dengan ditambah Tiongkok untuk menuju ke penandatanganan perjanjian damai, menghentikan perang di semenanjung Korea dan menegakkan perdamaian yang mantap dan berjangka panjang. Dua pihak juga sepakat mempercepat kunjungan Presiden Moon Jae-in ke Pyong Yang pada akhir tahun ini.