(VOVWORLD) - Lokakarya online tentang pertemuan puncak ke-2 antara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Pemimpin Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK), Kim Jong-un yang sedang dilangsungkan di Kota Ha Noi telah diadakan pada Rabu (27 Februari) di Rusia.
Presiden AS, Donald Trump (kiri) dan Pemimpin RDRK, Kim Jong-un pada hari pertama Pertemuan Puncak ke-2 AS-RDRK. |
Pada lokakarya ini, pakar Konstantin Asmolov dari Institut Penelitian tentang RDRK dari Institut Timur Jauh, Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia mempresentasikan penorama yang mendatangkan pertemuan antara dua pemimpin AS dan RDRK; bersamaan itu juga memberitahukan pendapat bersama dari kalangan pengamat ialah semuanya menuju ke langkah-langkah nyata untuk melonggarkan sanksi terhadap Pyong Yang, komitmen-komitmen RDRK tentang denuklirisasi dan pandangan AS belakangan ini.
Tentang rekomendasi-rekomendasi dan komitmen-komitmen yang diajukan oleh AS, pakar Konstantin Asmolov mengatakan bahwa Presiden Donald Trump sulit mengajukan usulan-usulan positif seperti yang diharapkan Pyong Yang.
Ikut memberikan komentar online dari Kota Ha Noi, Profesor Georghi Toloraya memberitahukan: Sekarang ada banyak prakiraan tentang keputusan-keputusan kongkrit yang akan diajukan tentang penutupan lokasi nuklir, kemungkinan membatalkan sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Juga mengajukan penilaian tentang pertemuan puncak tersebut, pakar tentang RDRK menilai bahwa Pemimpin RDRK, Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump mungkin untuk pertama kalinya akan mencapai permufakatan tentang pertukaran wakil penghubung dan pernyataan tentang satu traktat perdamaian yang menandai penghentian resmi Perang Korea.
John Park, Direktur Kelompok Kerja tentang RDRK di Universitas Harvard Kennedy (AS) mengatakan: “persitiwa ini menciptakan ide bahwa kita sedang memasuki satu era baru”.
Banyak sumber berita memberitakan: Para perunding AS telah melepaskan tuntutan sebelumnya tentang masalah mempelajari secara menyeluruh progran nuklkir Pyong Yang sebagai satu bagian dari permufakatan pertemuan puncak ke-2. Dari sudut pandang seorang pakar John Park, permufakatan pada tanggal 28 Februari ini bisa memberikan nilai yang lebih besar, tetapi kedua pihak akan berfokus pada penciptaan “hasil-hasil kongkrit”.