PM Inggris meletakkan jabatan: Brexit masih kabur
(VOVWORLD) - Menurut rencana, Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May, pada Jumat (07 Juni), menyatakan meletakkan jabatan-nya dalam Partai Konservatif, membuka jalan bagi perlombaan menjadi PM Inggris dan pemimpin Partai yang berkuasa.
Oleh karena itu, hampir 3 tahun setelah menerima posisi sebagai PM dari pendahulu David Cameron, PM Theresa May harus meninggalkan jabatannya karena tidak bisa memecahkan kemacetan menyeluruh dalam proses Inggris meninggalkan Uni Eropa.
Meskipun itu, PM Inggris sudah memberikan selar-selar yang khusus dan dikenal oleh opini umum internasional tentang upaya-upaya yang tidak mengenal-lelah untuk membantu Inggris meninggalkan Uni Eropa secara teratur. Permufakatan yang dicapai oleh Inggris dengan Uni Eropa setelah dua tahun melakukan perundingan yang sulit bisa dianggap sebagai wqrisan yang dikaitkan dengan PM Theresa May.
Proses memilih PM pengganti akan dimulai setelah tanggal 7/6 ini. Partai Konservatif yang berkuasa berencana bahwa proses memilih pengganti akan dilaksanakan selama lebih dari sebulan agar PM baru bisa memegang jebatan pada akhir bulan July.
Inggris masih kacau balau dengan nama Brexit, sampai saat ini, Pemerintah Inggris masih belum mengeluarkan skenario terakhir bagi proses Brexit. Sekarang ini sangat sulit untuk merasa optimis tentang masa depan permufakatan tersebut.