PM Nguyen Xuan Phuc Hadiri Acara Online Pembahasan Tingkat Tinggi Terbuka DK PBB
(VOVWORLD) - Atas nama Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, Ketua Bergilir Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk Februari 2021, pada Selasa (23/2), PM Vietnam, Nguyen Xuan Phuc hadir dan berbicara di depan pembahasan tingkat tinggi terbuka DK PBB yang diadakan secara virtual dengan tema: “Memecahkan bahaya-bahaya terhadap perdamaian dan keamanan internasional terkait dengan iklim”.
PM Nguyen Xuan Phuc (Foto: Kemenlu Vietnam) |
Pada pembahasan tersebut, PM Nguyen Xuan Phuc mengimbau DK PBB, dengan misi primernya yaitu mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional, maka perlu menghimpun upaya seluruh komunitas internasional bersama-sama bertindak gigih dengan solusi-solusi mendasar guna menghadapi perubahan iklim.
Dunia internasional perlu memiliki cara pendekatan yang menyeluruh dan seimbang ketika menangani hubungan antara tantangan keamanan tradisional dan nontradisional di seluruh dunia, terutama menyingkirkan sebab-musabab dari akar-akarnya dari konflik seperti kemiskinan, kelaparan, ketidaksetaraan, tindakan politik kekuasaan, intervensi dan pemaksaan sepihak. Pematuhan serius terhadap Piagam PBB dan hukum internasional harus sungguh menjadi standar perilaku dari semua negara dalam hubungan internasional.
PM Nguyen Xuan Phuc mengatakan:
“DK PBB dan komunitas internasional perlu menyediakan lebih banyak sumber daya untuk membantu negara-negara sedang berkembang dan lambat berkembang, negara pulau kecil, negara yang tidak berbatasan dengan laut yang sedang terkena dampak perubahan iklim paling hebat tetapi kurang memiliki keahlian dan sumber daya secara serius. Saya sangat mengharapkan agar DK PBB terus memperkuat kemampuannya dalam memberikan peringatan, menengahi, mencegah, dan memecahkan konflik di semua kawasan. Untuk memecahkan secara harmonis hubungan antara iklim dan keamanan, perlu terus menjamin prinsip menghormati kedaulatan, hak berdaulat, dan tanggung jawab utama negara. Kepentingan bersama komunitas dan semua warga, terutama kelompok rentan, harus menjadi fokus dalam strategi dan rencana menghadapi perubahan iklim di tingkat nasional dan global”.