PM Thailand membuka kemungkinan menggunakan lagi berbagai UUD lama
(VOVworld) - Perdana Menteri (PM) Thailand, Prayuth Chan ocha, pada Senin (14 September) menyinggung kemungkinan menggunakan lagi berbagai Undang-Undang Dasar (UUD) lama, termasuk rancangan UUD yang baru sajak ditolak, dalam hal kalau rancangan UUD baru tidak disetujui dalm referendum.
PM Thailand, Prayuth Chan ocha,
(Foto: AFP/Kantor Berita Vietnam)
Ketika berbicara di depan acara pembukaan Forum ke-12 tentang Rencana Pengembangan Sosial-Ekonomi Thailand, PM Prayuth Chan-ocha menyinggung kemungkinan mempelajari kombinasi berbagai UUD tahun 1997 dan tahun 2007 bersama dengan rancangan UUD yang baju saja ditelak Dewan Reformasi Nasional untuk melahirkan satu UUD baru. Pemimpin pemerintah junta militer Thailand juga menegaskan bahwa dia melihat perlunya membuat satu mekanisme seperti Komite Kerujukan dan Reformasi Strategis Nasional (NSRRC) dan para politisi, diantaranya ada pemimpin Partai Demokrat, mantan PM Abhisit Vejjajiwa harus mengerti bahwa mereka akan tidak bisa menyalah-gunakan kekuasaan kalau merebut kemenangan dalam pemilihan.
Pasal tentang pembentukan NSRRC atau disebut sebagai Komite Menghadapi Krisis merupakan isi yang paling kontroversial dalam rancangan UUD yang baru saja ditolak. Para peninjau menilai bahwa ini merupakan pasal yang menjamin intervensi tentara pada gelanggang politik dan mempertahankan kekuasaan dari para jenderal peserta keduta meskipun sudah ada pemerintah baru setelah pemilihan umum.