PM Thailand Yingluck Shinawatra bersedia lengser demi perdamaian
(VOVworld) - Perdana Menteri (PM) Thailand, Yingluck Shinawatra pada Senin (2 Desember) memberitahukan bahwa dia akan bersedia lengser atau membubarkan Parlemen supaya memberikan ketenteraman Tanah Air. Namun, PM Thailand menolak usulan yang dikeluarkan pemimpin demonstrasi, Suthep Thaugsuban tentang penyampaian kekuasaan kepada satu Dewan Rakyat karena beranggapan bahwa usulan ini tidak berdasarkan pada Undang-Undang. PM Yingluck Shinawatra menekankan usulan Suthep Thaugsuban tentang pembentukan satu Dewan Rakyat sebagai pengganti Pemerintah tidak sesuai dengan Undang-Undang Dasar yang sedang berlaku. PM Thailand juga mengimbau kepada rakyat supaya mengusahakan solusi damai bagi krisis politik sekarang.
PM Thailand, Yingluck Shinawatra akan bersedia lengser
atau membubarkan Parlemen supaya memberikan ketenteraman Tanah Air.
(Foto: vov.vn)
Semua demonstrasi terus terjadi pada Senin pagi (2 Desember), di Bangkok (ibukota Thailand) pada latar belakang pemimpin Gerakan anti Pemerintah, Suthap Thaugsuban mengeluarkan ultimatum untuk menuntut kepada PM, Yingluck Shinawatra supaya lengser dan bersamaan itu membubarkan Parlemen. Para demonstran berupaya menyerbu masuk kantor-kantor Pemerintah, melemparkan tonggak, batu dan botol kepada pasukan keamanan yang sedang bertugas di sini, sehingga polisi harus menggunakan gas air mata dan penyemprot air untuk membubarkan para demonstran. PBB harus menutup kantor-nya di sini untuk menjamin keselamatan para personil. Bentrokan antara polisi dan para demonstran menyebabkan 4 orang tewas dan 100 orang lain luka-luka. Demonstrasi terjadi selama sepanjang sepekan di Thailand karena faksi oposisi memprotes keinginan melakukan amandemen Undang-Undang Dasar dari PM Yingluck Shinawatra./.