PM Theresa May memilih arah yang pal PM Theresa May memilih arah yang paling rumit
(VOVworld)- Perdana Menteri (PM) Inggeris, Theresa May telah menggariskan satu rencana besar untuk tahap pasca Brexit (artinya Inggeris meninggalkan Uni Eropa), membantu Inggeris memainkan peranan sebagai pusat perdagangan internasional besar. Namun, kalangan peninjau mengatakan bahwa dengan tekat membawa Inggeris meninggalkan pasar bersama Eropa dan uni tarif, PM Theresa May telah memilih arah yang paling rumit. Jika semua urusan tidak sesuai dengan skenario yang diharapkan, perekonomian dan kalangan badan usaha Inggeris mungkin menghadapi bahaya kesendatan besar.
PM Inggeris, Theresa May
(Foto: AFP/Kantor Berita Vietnam)
Koran “The Financial Times” dari Inggeris mengatakan bahwa Inggeris sedang menuntut kepada Uni Eropa supaya hal yang belum pernah dilakukan ketika menargetkan agar perundingan tentang satu permufakatan perdagangan dengan Uni Eropa pada tahap 2 tahun Inggeris meninggalkan “rumah bersama Uni Eropa” dalam rencana yang diumumkan pada tanggal 17 Januari lalu. Kalangan otoritas Uni Eropa segera menentang niat ini. Anggota Uni Eropa, Michel Barnier urusan masalah perundingan Brexit menekankan: London akan harus menyepakati permufakatan-permufakatan keluar dari Uni Eropa sesuai dengan urutan sebelum dua pihak bisa memulai perundingan tentang masa depan pasca Brexit. Namun, meski 22 negara anggota Uni Eropa sisanya sudah sepakat mengadakan perundingan tentang satu permufakatan perdagangan yang bersamaan waktu dengan “perpisahan”, maka pada kenyataannya, penghentian satu permufakatan perdagangan dalam waktu 2 tahun adalah hal yang belum pernah terjadi terhadap Uni Eropa ini.