(VOVWORLD) - Pada Rabu pagi (14 November), Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc dan delegasi tingkat tinggi Vietnam telah tiba di ibukota Hanoi, mengakhiri dengan sukses kehadirannya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang ke-31 (ASEAN 31) dan semua KTT lainnya, atas undangan Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte.
PM Vietnam, Nguyen Xuan Phuc pada KTT ASEAN 31 di Manila, Filipinan (Foto:VGP)
|
Pada Konferensi yang berlangsung dari 12-14 November ini, PM Nguyen Xuan Phuc melakukan hampir 30 aktivitas bilateral dan multilateral dalam rangka KTT ASEAN 31 dan semua KTT lainnya. Melalui itu, menciptakan selar kuat tentang partisipasi aktif dan bertanggung jawab Vietnam, turut membangun satu ASEAN yang “damai, stabil dan mandiri”, “satu kawasan yang yang terbuka dengan terhadap dunia luar dalam komunitas negara-negara di seluruh dunia”.
Bersama dengan Gala istimewa untuk memperingati ultah ke-50 berdirinya ASEAN, acara pembukaan dan acara penutupan, serahterima keketuaan ASEAN kepada Singapura, Konferensi kali ini ada 10 sesi resmi yang meliputi KTT ASEAN 31, KTT ASEAN+3, KTT ASEAN+1 (dengan Tiongkok, Jepang, Republik Korea), KTT Asia Timur (EAS), KTT ASEAN-Amerika Serikat, KTT ASEAN-India, KTT ASEAN-Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), KTT ASEAN-Kanada dan KTT ASEAN-Uni Eropa, KTT Mekong-Jepang, Konferensi Para Pemimpin Perjanjian Kemitraan Ekonomi Regional yang komprehensif (RCEP); jamuan siang dan temu kerja dengan Dewan Konsultasi Bisnis ASEAN dan Dialog antara para pemimpin ASEAN+3 dengan Dewan Bisnis Asia Timur.
Pada Selasa sore (14 November), PM Nguyen Xuan Phuc bersama dengan para pemimpin ASEAN menghadiri acara penandatanganan naskah: “Kesepakatan ASEAN tentang perlindungan dan pendorongan hak dari kaum pekerja migran”.
Ketika berbicara di depan semua konferensi, menegaskan makna tahun peringatan ultah ke-50 berdirinya ASEAN, PM Nguyen Xuan Phuc menekankan: Dalam periode sekarang, ASEAN perlu memprioritaskan pelaksanaan tiga titik berat: yang pertama, ASEAN perlu berfokus pada kepentingan warga, berupaya membarui jati diri-nya melalui usaha mendorong masalah-masalah umum, khususnya tekad bersama dalam membangun satu ASEAN yang mandiri, menjunjung tinggi kepentingan bersama dari warga Komunitas ASEAN dan memberikan sumbangan pada upaya untuk menciptakan keberhasilan dengan nama bersama ASEAN. Pada semua sesi, PM NguyenXuan Phuc berbagi pandangan dan pendirian Vietnam tentang masalah-masalah regional dan internasional yang menjadi minat bersama.
Tentang masalah Laut Timur, dengan perkembangan-perkembangan belakangan ini yang terus mendapat perhatian dari banyak negara dan mitra pada semua sesi, PM Nguyen Xuan Phuc meminta supaya semua naskah KTT kali ini mencerminkan secara lengkap prinsip-prinsip dan pendirian-pendirian yang tercantum dalam Komunike Bersama KTT AMM 50 yang meliputi soal menjamin keamanan, keselamatanm, kebebasan maritim dan penerbangan di Laut Timur, memecahkan sengketa dengan langkah damai diatas dasar hukum internasional, UNCLOS 1982, menghormati secara penuh proseses-proses hukum dan diplomatik, melaksanakan DOC secara lengkap dan serius. PM Nguyen Xuan Phuc bersama-sama dengan para pemimpin lain menyambut baik ASEAN dan Tiongkok telah mengesahkan kerangka COC dan meminta supaya selekasnya mengadakan perundingan tentang COC secara substantif, implementatif, bersifat mengikat secara hukum. PM Nguyen Xuan Phuc menekankan: Vietnam berharap agar semua mitra terus memberkan sumbangan yang konstruktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas, menjamin keamanan, keselamatan, kebebasan maritim dan penerbangan di Laut Timur dengan semangat supremasi hukum, UNCLOS 1982.
Sehubungan dengan ini, PM Nguyen Xuan Phuc menghadiri pertemuan PM Kamboja, Laos dan Vietnam, mengadakan pembicaraan dengan PM Tiongkok Li Keqiang, PM Rusia, Dmitry Medvedev, PM India, Narendra Modi, menemui Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk. Pada semua pertemuan dan pembicaraan, Vietnam dan semua pihak telah membahas banyak langkah dan arah mendorong lebih lanjut lagi hubungan bilateral, memecahkan masalah-masalah kerjasama yang kongkrit.
Sebelumnya, pada Selasa sore, (14 November), di Manila, Ibukota Filipina, dalam kerangka KTT ASEAN 31 dan semua KTT lainnya, PM Vietnam, Nguyen Xuan Phuc yang mengepalai delegasi Vietnam menghadiri sesi Kemitraan Ekonomi Regional yang komprehensif (RCEP), KTT ASEAN-India yang ke-15, acara penandatanganan naskah: “Kesepakatan ASEAN tentang perlindungan dan pendorongan hak dari kaum pekerja migran” dan acara serahterima Ketuaan ASEAN 2018 kepada Singapura.
Juga pada Selasa sore (14 November), PM Nguyen Xuan Phuc telah menghadiri KTT Asia Timur yang ke-12 (dengan 8 negara mitra yaitu Tiongkok, Jepang, Republik Korea, India, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Rusia). Pada konferensi ini, PM Nguyen Xuan Phuc menekankan: ASEAN dan negara-negara lainnya di kawasan dan di dunia sedang harus menghadapi banyak tantangan, di antaranya ada terorisme, ekstrimisme kekerasan, masalah proliferasi nuklir, keamanan siber dan keamanan laut.
Tentang masalah Laut Timur, PM Nguyen Xuan menyambut baik ASEAN dan Tiongkok yang telah mengesahkan kerangka COC pada Agustus lalu dan menegaskan perlunya mendorong perundingan tentang satu COC yang bersifat implementatif, mengikat secara hukum dan sesuai dengan hukum internasional, di antaranya ada UNCLOS 1982 untuk turut menjaga Laut Timur yang damai, stabil, berjangka panjang dan berkesinambungan.