Presiden AS, Barack Obama dan PM Belanda melakukan pembicaraan tentang kasus pesawat terbang MH17
(VOVworld) – Dalam pembicaraan via telepon pada Selasa (22 Juli), Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama dan Perdana Menteri (PM) Belanda, Mark Rutte menyetujui bahwa setelah jenazah para korban dalam kasus jatuhnya pesawat terbang MH17 dibawa ke Belanda, maka harus memprioritaskan para investigator internasional untuk mendekati posisi jatuhnya pesawat terbang guna melaksanakan satu investigasi yang lengkap.
Kereta api yang mengangkut jenazah para korban
dalam kasus jatuhnya pesawat terbang MH17
(Foto: Kantor Berita Vietnam)
Pernyataan Gedung Putih tersebut menunjukkan bahwa Presiden Barack Obama menyambut baik tindakan yang dijalankan Dewan Hubungan Luar Negeri Uni Eropa ketika mengutuk keras tindakan-tindakan yang mengakibatkan tragedi pesawat terbang MH17 dari Malaysia Airlines di bagian Timur Ukraina dan menyiapkan sanksi-sanksi tambahan terhadap Rusia. Presiden Barack Obama dan PM Mark Rutte menyetujui bahwa Pemerintah Rusia harus menghadapi akibat-akibat yang semakin besar kalau terus mendukung pasukan penuntut federalisasi di Ukraina Timur.
Pernyataan dua pemimpin tersebut dikeluarkan tanpa memperdulikan banyak media massa AS mengutip kata-kata para pejabat intelijen senior negara-negara ini yang mengakui bahwa Pemerintah Rusia tidak terlibat langsung dengan jatuhnya pesawat terbang MH17, sehingga menewaskan 298 orang./.