Presiden AS mengesahkan permufakatan nuklir sipil dengan Vietnam
(VOVworld) – Pada Selasa pagi (menurut WIB), Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama telah mengesahkan permufakatan nuklir sipil dengan Vietnam (atau
“Perjanjian 123”), membuka jalan bagi beberapa perusahaan AS untuk menjual reaktor nuklir kepada Vietnam. Menurut permufakatan ini, Vietnam berkomitmen akan tidak memproduksi komponen-komponen radioaktif untuk melayani pembuatan berbagai jenis senjata nuklir dan menandatangani standard-standard tidak mempopulerkan senjata nuklir dengan AS. Dalam naskah MoU yang dikirim kepada Kementerian Energi AS, Presiden Barack Obama memberitahukan bahwa permufakatan tersebut akan hanya mendorong, tapi tidak menyebabkan bahaya terhadap masalah-masalah bersama tentang pertahanan dan keamanan.
Direktur Jenderal IAEA, Yukiya Amano mengunjungi
pola pabrik listrik tenaga nuklir Ninh Thuan pada Januari 2014
(Foto: nhandan.com.vn)
Sebelumnya, pada acara penandatanganan yang berlangsung pada Oktober tahun lalu di sela-sela Konferensi tingkat tinggi Asia Timur di Brunei Darussalem, Vietnam telah sepakat tidak mengayakan atau mendaur ulangkan uranium, langkah-langkah penting dalam proses pembuatan senjata nuklir. Menurut ketentuan, permufakatan tersebut akan dipelajari oleh Kongres AS dalam waktu 90 hari sejak diesahkan Presiden dan akan resmi berlaku kalau tidak menghadapi rancangan undang-undang yang menentangnya. Menurut kalangan pakar, sekarang pasar listrik tenaga nuklir Vietnam menduduki posisi ke-2 di Asia Timur, hanya setelah Tiongkok dan diprakirakan akan meningkat mencapai USD 50 miliar pada dua dekade mendatang. Vietnam berharap supaya energi nuklir akan memenuhi 10% ke atas kebutuhan produksi listrik di dalam negeri pada tahun 2030./.