(VOVWORLD) - Ketua Parlemen Sri Lanka, Mahinda Abeywardana pada Sabtu (9 Juli) mengatakan bahwa Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, telah setuju mengundurkan diri pada minggu depan.
Presiden mengundurkan diri untuk menjamin satu proses transisi kekuasaan yang damai. Gotabaya Rajapaksa setuju untuk mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe melakukan aksi yang sama.
Pada hari yang sama, ribuan demonstran telah menuju ke Kolombo, menghancurkan pagar pelindung dan menyerbu ke Istana Kepresidenan untuk menunjukkan kegusaran tentang kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kehidupan.
Menghadapi perkembangan tersebut, pada Minggu (10 Juli), Kementerian Luar Negeri AS mengimbau kepada Parlemen Sri Lanka supaya memecahkan situasi dengan komitmen memperbaiki situasi-nya. Sementara itu, Arab Saudi, Bahrain, Kuweit, dan Qatar telah menyarankan warganya jangan ke Sri Lanka di konteks krisis politik yang serius di negeri itu.