(VOVworld) - Ketika berbicara di jumpa pers setelah melakukan pembicaraan dengan timpalannya dari Filipina, Benigno Aquino III di Manila (ibu kota Filipina), Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan kepada semua fihak yang bersangkutan supaya memecahkan sengketa di Laut Timur secara damai, mempertahankan kestabilan di kawasan Asia.
Para pejabat Indonesia dan Filipina pada upacara penantanganan
tentang perbatasan di laut.
(Foto: dantri.com.vn )
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan pendirian jelas dari Indonesia dan ASEAN yalah “
memecahkan secara damai semua sengketa, tidak menggunakan kekerasan dan menghargai hukum internasional”.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Marty Natalegawa berkomitmen bahwa negaranya akan berupaya ikut mengusahakan langkah-langkah untuk menangani ketegangan di Laut Timur sekarang setelah Tiongkok menempatkan secara tidak sah anjungan pengeboran minyak Haiyang 981 di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam.
Dia menegaskan perlunya melalui peundingan damai, tidak menggunakan atau mengancam menggunakan kekerasan untuk memecahkan sengketa di atas dasar saling bekerjasama untuk membawa masalah Laut Timur kembali ke kerangka terkontrol.
Menurut dia, semua ketegangan antara Vietnam dan Tiongkok sekarang bukan hanya merupakan masalah bilateral saja, melainkan juga merupakan masalah regional, oleh karena itu ASEAN
“punya tanggung jawabistimewa” dalam menjamin supaya dua fihak akan melakukan dialog untuk menangani situasi. Dia menegaskan bahwa tindakan Tiongkok jelaslah telah melanggar Deklarasi tentang Perilaku dari semua pihak di Laut Timur (DOC), sementara itu Beijing selalu berkomitmen melaksanakan Deklarasi ini./.