Presiden Republik Korea berseru supaya memperkuat kekuatan deterensi terhadap RDRK
(VOVWORLD) - Presiden Republik Korea, Moon Jae-in, pada Kamis (28 September), berkomitmen akan memperkuat kekuatan pertahanan dari negara ini dalam upaya memaksa Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK) menghapuskan bermacam jenis senjata nuklir, bersamaan itu menyatakan: Republik Korea akan menghadapi semua tindakan provokatif RDRK dengan “pukulan-pukulan sanksi yang kuat”.
Presiden Republik Korea, Moon Jae-in. (Foto: Yonhap) |
Di samping itu, Presiden Moon Jae-in berseru supaya memperkuat kemampuan defensif gabungan antara pasukan-pasukan Republik Korea dan Amerika Serikat (AS).
Yang bersangkutan dengan semenanjung Korea, pada hari yang sama, Senator AS, Rand Paul merekomendasikan satu solusi terhadap masalah nuklir RDRK, yang menurut itu membolehkan Tiongkok mempertahankan satu pasukan penjaga perdamaian di daerah perbatasan dua bagian negeri Korea untuk ditukar dengan penghapusan program rudal dan nuklir Pyong Yang.
Dalam menghadapi perkembangan-perkembangan belakangan ini tentang masalah RDRK, Kementerian Luar Negeri Malaysia, pada Rabu (28 September), memberitahukan: Semua warga negara negara ini dilarang datang ke RDRK “sampai ada pemberitahuan berikutnya”. Sementara itu, Sri Lanka, akhir-akhir ini, telah memperketat ketentuan pemberian visa kepada warga negara RDRK ke negara ini dalam rangka pelaksanaan sanksi-sanksi yang dikenakan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap RDRK karena tindakan uji coba rudal dan nuklir Pyong Yang. Menurut itu, warga negara RDRK akan tidak dibolehkan minta visa melalui sistim pemberian visa elektronik dari Sri Lanka.