(VOVWORLD) - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping telah mengadakan pembicaraan telepon pada hari Selasa (2 April). Ini merupakan pembicaraan telepon yang pertama antara pemimpin dua negara sejak pertemuan puncak di California (AS) pada bulan November tahun lalu.
Presiden Xi Jinping dan Presiden Joe Biden dalam pertemuan di Bali (Indonesia) (Foto: AFP/VNA) |
Dalam pembicaraan telepon tersebut, Presiden Xi Jinping menganggap bahwa hubungan Tiongkok-AS belakangan ini cenderung stabil, tetapi faktor-faktor negatif juga meningkat. Dia mengatakan, dua negara besar seperti Tiongkok dan AS jangan memutus hubungan, apalagi jangan jatuh ke dalam konflik atau konfrontasi, namun harus saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, bekerja sama saling menang. Pemimpin Tiongkok telah mengajukan tiga prinsip inklusif yang mengarahkan hubungan Tiongkok-AS pada tahun 2024 yaitu: kerukunan perlu dihargai, stabilitas harus diprioritaskan, kepercayaan harus dijunjung tinggi.
Dalam masalah Taiwan, Presiden Tiongkok mengimbau AS supaya mengubah komitmen Presiden Biden yang tidak mendukung “Taiwan yang merdeka” menjadi tindakan konkret. Tentang langkah-langkah AS terhadap perdagangan dan teknologi, Presiden Xi Jinping menyatakan, Tiongkok akan selalu membuka pintu apabila AS siap mengusahakan kerja sama yang saling menguntungkan, sebaliknya jika AS dengan gigih mencegah perkembangan teknologi tinggi dan mencabut hak pembangunan yang sah dari Tiongkok, maka Beijing “tidak akan diam”.
Pada kesempatan ini, kedua pihak juga membahas isu-isu seperti krisis Ukraina dan situasi di Semenanjung Korea.
Sementara itu, pihak Gedung Putih memberitahukan, kedua pihak telah mengadakan pembahasan yang konstruktif tentang isu-isu bilateral, regional, dan global, yang meliputi bidang-bidang kerja sama dan perselisihan.