Presiden Ukraina Viktor Yanukovych menyatakan berjuang untuk menangani krisis

(VOVworld) – Pada Jumat (28 Februari), untuk pertama kalinya sejak meninggalkan ibukota Kiev pada 22 Februari lalu, Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych telah muncul dan mengadakan jumpa pers di kota Rostov-na-Donu, Rusia.

Di depan kira-kira 200 wartawan internasional, Presiden Viktor Yanukovych sekali lagi menegaskan bahwa dia adalah Presiden Ukraina dan dengan tegas meminta supaya melaksanakan semua permufakatan tentang penanganan krisis yang ditanda-tangani pada 21 Februari, serta menggelarkan dan menyelesaikan reformasi Undang-Undang Dasar pada September 2014. Dia menyatakan bahwa pemilu Presiden yang ditetapkan pada 25 Mei mendatang adalah tidak sah, oleh karena itu dia tidak akan ikut mencalonkan diri. Dia juga mengimbau supaya mencegah pertumpahan darah di Crimea dan menegaskan bahwa semenanjung ini merupakan satu bagian dari wilayah Ukraina, serta Ukraina adalah satu negara “persatuan dan tak terpecah-belah”.

Presiden Ukraina Viktor Yanukovych menyatakan berjuang untuk menangani krisis - ảnh 1
Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych mengadakan jumpa pers
(Foto: vnexpress.net)

Dalam jumpa pers ini, Presiden Yanukovych menuduh Amerika Serikat dan Barat telah tidak bertanggung jawab dalam situasi krisis di Ukraina, mengimbau kepada Pemerintah, pihak oposisi dan Dewan Eropa supaya melakukan investigasi yang obyektif terhadap semua peristiwa yang menyedihkan di ibukota Kiev, pada saat banyak orang telah tewas dalam bentrokan.

Mengenai peranan Rusia, dia berpendapat bahwa Rusia punya kewajiban untuk membantu Ukraina pada situasi sekarang sesuai dengan perjanjian yang sudah ditanda-tangani antara dua negara, namun dia memberitahukan bahwa tidak meminta dukungan militer dari Rusia.

Pada hari yang sama di Rusia, ketika melakukan pembicaraan via telephon dengan para pemimpin teras Uni Eropa, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengimbau supaya cepat mengembalikan Ukraina pada kondisi normal, bersamaan itu memperingatkan tidak akan membiarkan instabilitas di negara ini terus bereskalasi./.
Berita Terkait

Komentar

Yang lain