Presiden Vietnam, Truong Tan Sang mengakhiri kunjungan kenegaraan di Republik Persatuan Tanzania
Presiden Vietnam, Truong Tan Sang
(VOVworld) - Presiden Vietnam, Truong Tan Sang telah meninggalkan kota Dar es Salaam, hari Jumat siang (11/3), mengakhiri kunjungan kenegaraan di Republik Persatuan Tanzania dan memulai kunjungan kenegaraan di Republik Mozambik atas undangan Presiden Filipe Jacinto Nyusi dari 11-13 Maret ini.
Sebelumnya, Presiden Truong Tan Sang mengadakan pertemuan dengan para wakil badan usaha besar Tanzania di bidang-bidang pengolahan, hasil pertanian, industri pertambangan, media massa, telekomuniksi, perumahan, produk gula. Di depan pertemuan ini, Presiden Truong Tan Sang menegaskan: Vietnam bersedia berbagi pengalaman-pengalaman dengan Tanzania untuk mendorong kerjasama antara dua negara di semua bidang secara kongkrit dan efektif.
Pada Jumat pagi (11/3), Menteri Informasi dan Komunikasi Vietnam, Nguyen Bac Son dan Menteri Luar Negeri Tanzania, Augustine Mahiga memimpin jumpa pers untuk mengumumkan Komunike Bersama Vietnam-Tanzania. Komunike bersama ini menunjukkan: Vietnam dan Tanzania berharap akan memperluas hubungan bilateral antara dua negara dan mengusahakan bidang-bidang kerjasama baru, membawa hubungan dua negara menjadi intensif demi kepentingan dari rakyat dua negeri.
Vietnam dan Tanzania sepakat mencapai nilai perdagangan dua negara sebanyak 1 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun 2020.
Vietnam dan Tanzania berbagi pandangan tentang banyak masalah internasional yang menjadi minat bersama dan sepakat akan terus bekerjasama dalam kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa dan semua organisasi internasional. Vietnam meminta kepada Tanzania supaya mendukung pencalonan Vietnam menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa masa bakti 2020-2021 dan anggota Komite Hukum Internasional (ILC) masa bakti 2017-2021. Tanzania mencatat dan berkomitmen akan aktif mempelajari usulan-usulan ini. Dua pihak menegaskan lagi komitmen mendorong perdamaian, keamanan di dunia dan di kawasan-kawasan sesusai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional. Dua negara sepakat akan terus bekerjasama untuk membela prinsip-prinsip dari hukum internasional, khususnya prinsip menangani sengketa-sengketa dengan langkah damai.