(VOVworld) - Vietnam menginginkan agar Jepang berbagi pengalaman dalam melakukan restrukturiasi perekonomian dan penggeseran pola pertumbuhan. Demikianlah rekomendasi yang diajukan Presiden Vietnam, Truong Tan Sang dalam pertemuan dengan Gubernur propinsi Ibaraki, Jepang diantaranya ada para wakil badan-badan usaha, asosiasi dan organisasi di propinsi Ibaraki yang sedang melakukan kunjungan dan mencari tahu akan kesempatan bekerjasama, investasi dan bisnis di Vietnam.
Presiden Vietnam, Truong Tan Sang menerima
Gubernur propinsi Ibaraki, Jepang (kiri) .
(Foto: vnplus)
Kunjungan itu dilakukan atas undangan Presiden Vietnam, Truong Tan Sang untuk merealisasikan permufakatan tingkat tinggi tentang kerjasama pertanian sehubungan dengan kunjungan Beliau di Jepang pada awal tahun ini.
Presiden Truong Tan Sang percaya bahwa melalui kunjungan ini, para wakil propinsi Ibaraki akan bisa mencari lagi banyak mitra Vietnam dan pola patungan dan konektivitas antar badan-badan usaha, organisasi di Vietnam dan propinsi Ibaraki akan menjadi contoh kerjasama antara berbagai daerah, kementerian dan instansi dua negara. Sehubungan dengan kesempatan ini, Presiden Truong Tan Sang juga menyatakan terima kasih kepada Jepang yang telah memberikan bantuan ODA kepada Vietnam pada waktu lalu dan sekarang ini. Gubernur propinsi Ibraki memberitahukan bahwa pada waktu mendatang, banyak aktivitas kerjasama antara dua fihak akan dijalankan, tentunya akan ada gelombang investasi baru Jepang di Vietnam. Fihak Jepang berharap akan menerima bantuan dari Presiden Truong Tan Sang, Pemerintah dan berbagai kementerian dan instansi Vietnam.
Bersangkutan dengan peristiwa ini, pada Senin pagi (6 Oktober), di kota Hanoi, Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam, Cao Duc Phat mengadakan pembicaraan dengan Hashimoto Masaru, Gubernur provinsi Ibaraki (Jepang) tentang penguatan kerjasama di bidang pertanian antar-provinsi dan kota (Vietnam) dengan provinsi Ibaraki.
Pada pembicaraan ini, dua pihak sepakat akan terus memperkuat kerjasama ilmu pengetahuan-teknik, menerapkan teknologi-teknologi baru pada produksi pertanian, bio-teknologi, pengolahan dan penjagaan pasca panenan untuk meningkatkan rantai nilai produksi pangan dan bahan makanan dari produksi sampai panenan, pengolahan, penjagaan, sirkulasi, distribusi produk, perluasan investasi langsung di bidang pertanian. Menteri Cao Duc Phat memberitahukan: “Vietnam sedang menghadapi tantangan besar dalam hal peningkatan daya saing dari berbagai hasil pertanian ekspor. Vietnam sekarang telah memproduksi pangan secara berkelebihan, memenuhi kebutuhan pasar domestik, sehingga hampir semua bermacam jenis produk yang dihasilkan mengarah ke ekspor. Oleh karena itu, kami sangat berharap akan bisa bekerjasama dengan badan-badan usaha Jepang untuk meningkatkan kualitas produk dan khususnya teknologi pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah eskpor ke dunia”.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, Vietnam mendapat bantuan-bantuan positif yang diberikan Jepang di bidang pertanian melalui proyek-proyek bantuan teknik, proyek pinjaman modal prioritas, bekerjasama melakukan penelitian, tukar-menukar pakar, berbagi pengalaman. Banyak badan usaha Jepang telah dan sedang melakukan investasi secara efektif pada bidang pertanian di Vietnam./.