(VOVworld) - Kantor Berita “Yonhap” dari Republik Korea memberitakan: tentara Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK) memperingatkan akan melakukan “aktivitas materiel” untuk menghadapi penggelaran satu sistim pertahanan rudal Terminal High Altitude  Area Defense (THAAD) tahap terakhir di Republik Korea yang dilakukan Amerika Serikat dan Republik Korea.

Pemimpin RDRK (kanan) mengamati uji coba rudal balistik jarak menengah Hwansong-10
(Foto: Yonhap/Kantor Berita Vietnam)

Dalam peringatan yang dimuat oleh Kantor Berita Sentral Korea (KCNA), tentara RDRK menyatakan akan melaksanakan aktivitas pada saat Republik Korea dan Amerika Serikat memutuskan tempat penggelaran THAAD. Pernyataan ini menunjukkan secara jelas bahwa tentara RDRK  “mempunyai cukup instrumen serangan yang paling baru” dan akan melakukan “langkah-langkah serupa yang terus-menerus, lebih kuat dan lebih kejam untuk melawan keinginan Amerika Serikat yaitu menghasut satu perang dengan cara menggelarkan THAAD”. Pernyataan tersebut juga memperingatkan kepada Republik Korea supaya menderita akibat “pembasmian diri yang mengerikan” ketika menggelarkan THAAD.

Ini merupakan reaksi pertama yang diberikan RDRK kepada  penggelaran sistim THAAD oleh Amerika Serikat dan Republik Korea pada Jumat (8 Juli) di Republik Korea- tempat berkedudukan kira-kira 28 500 serdadu Amerika Serikat.

Dalam satu perkembangan lain yang bersangkutan,  pada hari yang sama, Presiden Republik Korea Park Geun-hye menekankan: Keputusan menggelarkan THAAD dari Amerika Serikat di Republik Korea merupakan satu “langkah bela diri semata-mata” untuk menghadapi ancaman-ancaman nuklir  dan rudal dari RDRK. Ketika berbicara di depan para sekretaris tingkat tinggi, pemimpin Republik Korea juga menunjukkan secara jelas bahwa keputusan tersebut  akan tidak merugikan kepentingan keamanan dari semua negara ke tiga.Dia  juga memberitahukan akan memilih satu tempat yang paling baik untuk menggelarkan THAAD guna menjamin hasil-guna militer dan menjaga keselamatan dan kesehatan rakyat.