(VOVWORLD) - Ketika memberikan reaksi terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump tentang pembatalan pertemuan yang telah direncanakan diadakan pada tanggal 12/6 mendatang dengan Pemimpin Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK), Kim Jong-un, Kantor Berita Sentral Korea (KCNA), pada Jumat (25 Mei), telah mengutip kata-kata pejabat RDRK yang mengatakan bahwa Pyong Yang masih tetap bersedia melakukan perundingan dengan AS pada kapan pun.
KNCA mengutip pernyataan Deputi Menteri Luar Negeri (Menlu) RDRK, Kim Kye-gwan yang memberitahukan : “Kami selalu bersedia melakukan perbahasan langsung dengan AS dan memecahkan semua problematik pada kapan pun dan dengan cara apa pun”.
Warga mengikuti berita yang bersangkutan dengan Presiden AS, Donald Trump dan Pemimpin RDRK, Kim Jong-un melalui televisi (Foto: AFP/VNA) |
Hanya beberapa jam setelah Presiden Donald Trump menyatakan pembatalan pertemuan puncak yang direncanakan dengan Pemimpin RDRK Kim Jong-un, Presiden Republik Korea, Moon Jae-in, pada hari yang sama, berseru kepada pemimpin AS dan RDRK supaya melakukan perundingan langsung.
Juga pada hari itu, ketika berbicara setelah pembicaraan dengan Presiden Perancis, Emmanuel Macron, di Kota Saint Petersburg, Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan bahwa Rusia menyesalkan keputusan Presiden Donald Trump, tapi berharap supaya pertemuan puncak tersebut akan tetap berlangsung. Pada fihaknya, Presiden Emmanuel Macron berharap supaya AS dan RDRK akan meneruskan upaya-upaya bersama untuk menuju ke denuklirisasi Semenanjung Korea.
Pemerintah Jepang, pada Kamis malam (24 Mei), telah menunjukkan “pengertian” terhadap keputusan Presiden Donald Trump, bersamaan itu menyatakan akan terus melakukan kerjasama dengan AS.
Sementara itu, Juru bicara wanita Perdana Menteri Theresa May, pada Kamis (24 Mei) telah menyatakan bahwa Inggris merasa kecewa pada keputusan pembatalan pertemuan puncak yang telah direncanakan akan berlangsung pada bulan depan antara Presiden Donald Trump dan Pemimpin RDRK, Kim Jong-un.
Sebelumnya, pada hari yang sama, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres juga menyatakan kekecewaan yang mendalam atas keputusan Presiden Donald Trump tersebut, bersamaan itu berseru kepada semua fihak supaya meneruskan dialog untuk “mengusahakan peta jalan menuju ke denuklirisasi secara damai dan bisa dikonfirmasikan di Semenanjung Korea.”
Bursa efek global pada sesi transaksi terakhir pada Kamis (24 Mei) dan sesi transaksi pembukaan pada Jumat (25 Mei), telah secara serempak turun karena para investor merasa khawatir setelah AS secara mendadak membatalkan pertemuan puncak dengan RDRK.