(VOVWORLD) - Pada Kamis (9 Februari), rombongan mobil bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang pertama telah berada di Suriah Barat Laut yang dikontrol oleh faksi oposisi pascagempa bumi yang menewaskan lebih dari 21.000 orang di Turki dan Suriah terhitung hingga Jumat pagi (10 Februari).
Mayat korban gempa bumi di kota Aleppo, Suriah utara pada 7 Februari 2023. Foto: AFP/VNA |
Sementara itu, berbagai pesawat terbang yang membawa barang bantuan dari Uni Emirat Arab, Rusia, Iran, dan negara-negara lain telah tiba di bandara-bandara yang dikontrol Pemerintah Suriah di Damascus, Aleppo, dan Latakia sejak awal pekan ini. Pasukan SAR sedang berupaya mencari para korban yang masih hidup di bawah reruntuhan.
Dalam pernyataan pada Kamis (9 Februari), PBB menekankan perlunya menghindari “politisasi” bantuan untuk para korban gempa bumi di Suriah, negara yang masih menghadapi sanksi-sanksi internasional, bersamaan dengan itu PBB juga mendesak Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk menjamin aktivitas bantuan berjalan "tanpa hambatan".