(VOVworld) – Setelah pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri di Paris, Ibukota Perancis mengenai situasi Ukraina, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS), John Kerry, pada Rabu (5 Maret) menyatakan di depan kapangan pers bahwa AS, Rusia dan Uni Eropa menyetujui bahwa krisis di Ukraina serta situasi rumit yang muncul setelahnya perlu ditangani melalui dialog.
Semua fihak menyetujui bahwa lanjutnya penerusan akan tidak mendatangkan kepentingan kepada pihak manapun. Pada fihaknya, wakil Kementerian Luar Negeri Rusia memberitahukan bahwa semua fihak telah menyetujui perlunya membantu rakyat Ukraina melaksanakan permufakatan yang ditandatangani pada 21 Februari lalu mengenai reformasi Undang-Undang Dasar, pembentukan Pemerintah kerukunan nasional dan mengadakan pemilu Presiden. Mokswa juga akan terus melakukan dialog dengan mitra-mitra Barat tentang masalah Ukraina. Pada Kamis (6 Maret), di Roma (Italia), terus berlangsung pertemuan antara Menlu Rusia dan Menlu AS guna membahas penanganan krisis di Ukraina.
Menlu AS, John Kerry (kanan) dan Menlu Rusia, Sergei Lavrov
(Foto: vov.vn)
Sementara itu, wakil tetap Rusia di NATO, Alexander Grushko mencela bahwa persekutuan ini telah menerapkan standard dobel dan menjiplak kebijakan zaman
“Perang Dingin” dalam hubungan dengan Moskwa, setelah NATO menyatakan akan mempelajari kembali kerjasama dua fihak pada latar belakang eskalasi krisis di Ukraina.
Pada fihaknya, Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen juga memberitahukan bahwa NATO telah mengesahkan keputusan memperkuat kerjasama dengan para pemimpin baru Ukraina, baik sipil maupun militer. Menurut dia, isi penguatan kerjasama ini meliputi pelaksanaan latihan perang bersama. Direncanakan, keputusan-keputusan terakhir akan dikeluarkan pada pertemuan Menteri NATO yang akan berlangsung pada awal April, di Brussel (Belgia)./.