(VOVworld) – Dunia terus menjadi panas di sekitar reaksi-reaksi yang tidak sama yang bersangkutan dengan kemungkinan melakukan intervensi pada Suriah. Ketika menjawab interviu kalangan pers, Menteri Luar Negeri (Menlu) Tiongkok, Wang Yi memberitahukan bahwa sekarang Beijing sedang memantau secara ketat perkembangan-perkembangan terkini di Suriah, bersamaan itu mendesak kepada semua fihak yang bersangkutan supaya tenang dan mengekang diri dalam krisis ini.
Pada hari yang sama, ketika berbicara dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Ban Ki Moon, di kota Den Haag (Belanda), Deputi Menlu Rusia, Gennady Gatilov mengecam rencana melakukan serangan militer terhadap Suriah yang diumumkan oleh beberapa negara merupakan tindakan yang menantang secara terbuka terhadap Piagam PBB serta standard-standard hukum internasional yang lain.
Dalam satu reaksi pertama, Jurubicara Dewan Keamanan Amerika Serikat (AS), Ibu Caitlin Hayden, pada Kamis (29 Agustus), memberitahukan bahwa Presiden AS, Barack Obama telah resmi menjelaskan kepada warga negara ini tentang asalan AS bisa melancarkan satu perang yang dilukiskan sebagai memberi peringatan kepada pemerintah pimpinan Presiden Suriah, Bashar al-Assad tentang apa yang dia sebutkan “telah menggunakan senjata pemusnah massal”. Bersamaan itu, seluruh kelompok keamanan nasional Gedung Putih telah mengadakan pertemuan untuk memberitahu kepada para pemimpin dari dua Partai di Parlemen AS mengenai perkembangan-perkembangan baru tentang situasi Suriah, di antaranya ada laporan-laporan tentang serangan dengan senjata kimia tapi tidak ada bukti bahwa Presiden Bashar al-Assad sendiri memerintahkan pelaksanaan serangan ini.
Para inspektur PBB sedang memeriksa sampel senjata kimia di Suriah
(Foto: dantri.com.vn)
Pada hari yang sama, Sekjen PBB, Ban Ki Moon, memberitahukan bahwa dia telah melakukan pembicaraan per telepon dengan Presiden AS, Barack Obama, menuntut kepada semua negara adi kuasa supaya jangan secara buru-buru menyerang Suriah hingga kelompok inspektur PBB menyelesaikan kerjanya. Sekjen Ban Ki Moon memberitahukan bahwa kelompok inspektur PBB akan meninggalkan Suriah pada 31 Agustus ini dan setelah itu akan melaporkan hasil investigasi ini.
Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, sumber-sumber berita di AS dan Rusia membocorkan bahwa Presiden Barack Obama telah menunda serangan untuk “memperpanjang waktu” agar Menlu AS, John Kerry mengakhiri perundingan rahasia dengan timpalannya dari Rusia, Sergey Lavrov. Menurut itu, AS akan mengurangi tindakan militer menentang pemerintah Damaskus dan hanya melakukan serangan secara tak bersungguh-sungguh, setelah itu pemimpin dua negara akan melaporkan penyelenggaran satu konferensi Jeneva -2 untuk melaksanakan solusi bagi krisis Suriah dan menghentikan perang./.