(VOVWORLD) - Pada latar genap setahun terjadi konflik Rusia-Ukraina (24 Februari 2022 - 24 Februari 2023), Uni Eropa (EU) pada Jumat (24 Februari) mengesahkan paket sanksi ke-10 terhadap Rusia. Beberapa negara juga mengumumkan sanksi baru sementara Kelompok Negara Industri yang Maju (G7) berjanji untuk memperketat sanksi terhadap Rusia dan Bank Dunia mengumumkan bantuan tambahan ke Ukraina.
Warga Rusia belanja di mall (foto : AFP/VNA) |
Pengumuman di jejaring sosial Twitter, Swedia – Ketua bergilir EU - mengatakan: Para anggota EU telah mengenakan sanksi-sanksi terkuat dan terdalam yang pernah ada. Paket sanksi baru termasuk pengetatan pembatasan ekspor barang yang bersangkutan dengan barang keperluan sipil dan militer, serta beberapa langkah yang menargetkan kepada beberapa entitas tertentu. Agar berlaku resmi, paket sanksi baru perlu diratifikasi oleh semua negara anggota.
Keputusan sanksi EU diajukan pada latar belakang pada hari yang sama, Amerika Serikat (AS), Inggis, Selandia Baru dan Republik Korea juga mengumumkan paket sanksi yang baru terhadap Rusia. Paket sanksi baru AS menargetkan kepada berbagai bidang seperti: perbankan, eksploitasi pertambangan, dan industri pertahanan. Paket sank ini juga menargetkan "lebih dari 200 individu dan organisasi dari Rusia maupun negara ketiga di seluruh Eropa, Asia, dan Timur Tengah yang sedang mendukung Rusia".
Pada hari yang sama, para pemimpin Kelompok Negara Industri yang maju (G7) berjanji untuk memperketat sanksi terhadap Rusia. Dalam pernyataan bersama setelah KTT virtualnya, kelompok G7 menegaskan kembali "akan meningkatkan bantuan diplomatik, keuangan dan militer" kepada Ukraina.
Dalam perkembangan terkait, Bank Dunia (WB) pada 24 Februari mengumumkan pos bantuan tambahan senilai 2,5 miliar USD bagi Ukraina, untuk membantu Kiev meningkatkan anggarannya dan mempertahankan jasa layanan yang perlu./.