(VOVWORLD) - Ketika berbicara di depan kalangan pers, Juru bicara Istana Kremlin, Dmitry Peskov, pada Rabu (25 April), menyatakan bahwa tidak ada “pilihan pengganti” bagi permufakatan nuklir Iran sekarang ini setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan timpalannya dari Perancis, Emmanuel Macron menyerukan satu permufakatan baru dengan Teheran.
Juru bicara Kemlu Rusia, Dmitry Peskov (Foto: RT/VNA) |
Menurut Dmitry Peskov, Moskow mendukung mempertahankan permufakatan nuklir dengan nama Rencana Aksi Bersama yang Komprehensif (JCPOA) antara Iran dengan Kelompok P5+1 (yang termasuk Inggris, Perancis, AS, Rusia, Tiongkok plus Jerman), bersamaan itu, menyatakan kecurigaan tentang sifat layak laksana dalam mencapai sukses seperti sekarang ini pada situasi sekarang ini.
Sebelumnya, pada latar belakang batas waktu terakhir (12/05) yang diajukan oleh Presiden AS, Donald Trump terhadap negara-negara Eropa untuk menambahkan pasal-pasal baru bagi JCPOA sedang lebih dekat, Presiden Perancis, Emmanuel Macron memberitahukan bahwa pimpinan AS-Perancis telah membahas satu “permufakatan baru” yang memperkokoh lebih lanjut lagi JCPOA sesuai dengan keinginan Presiden Donald Trump. Menurut usulan Presiden Emmanuel Macron, AS dan Eropa akan mencegah aktivitas-aktivitas nuklir Iran sampai tahun 2025, memecahkan program rudal balistik Iran serta menciptakan syarat yang sesuai bagi solusi politik untuk mencegah pengaruh Teheran di Yaman, Suriah, Irak dan Libanon.
Namun, Presiden Iran, Hassan Rouhani telah menyatakan kecurigaan terhadap sifat legal dari usulan tersebut. Menurut dia, AS dan Perancis tidak ada hak dan alasan untuk mengeluarkan keputusan bagi permufakatan nuklir antara Iran dengan Kelompok P5+1.
Sementara itu, Utusan Khusus Uni Eropa urusan kebijakan keamanan dan hubungan luar negeri, Federica Mogherini menyatakan bahwa permufakatan Iran sekarang ini “sedang beraktivitas” dan perlu dijamin.