Ilustrasi  (Foto: VNA)

Target konkret strategi tersebut ialah meningkatkan persentase pendaftaran modal dari negara-negara dan teritori di beberapa bidang di antara total jumlah modal investasi negara di seluruh negeri menjadi 70 persen pada tahap 2021-2025 dan 75 persen untuk tahap 2026-2030 yang meliputi Republik Korea, Jepang, Singapura, Tiongkok, Taiwan (Tiongkok), Malaysia, Thailand, India, Indonesia, Filipina, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Federasi Rusia, Inggris dan Amerika Serikat.

Meningkatkan 50 persen jumlah grup multinasional dari kelompok 500 grup terbesar di dunia yang dipemeringkatkan oleh Majalah Fortune (Amerika Serikat) yang tengah beraktivitas di Viet Nam.

Hingga 2030 tergolong dalam kelompok 3 negara pelopor di ASEAN dan kelompok 60 negara pelopor dunia sesuai pemeringkatan lingkungan bisnis dari Bank Dunia.

Strategi tersebut juga mengeluarkan 9 solusi untuk meningkatkan efisiensi kerja sama investasi asing seperti memperbaiki lingkungan investasi bisnis, meningkatkan kualitas, efektivitas dan daya saing perekonomian, mengembangkan ekosistem ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi kreatif, memperbarui dan meningkatkan daya saing dalam penyerapan investasi asing dan lain sebagainya.

Bersamaan itu mengarahkan dan membantu badan usaha domestik untuk menilai, memilih dan menerima teknologi yang ditransfer oleh badan usaha investasi asing, menjamin kesesuaian, kesinkronan dan sesuai target pengembangan teknologi nasional di setiap tahap.