Sekjen PBB dan AS berseru supaya mengekang diri dan melakukan dialog di Thailand
(VOVworld) - Setelah Mahkamah Konstitusi Thailand, pada Rabu (7 Mei) mengeluarkan keputusan memecat Perdana Menteri (PM) demisioner Yingluck Shinawatra beserta 9 anggota kabinet karena telah menyalahgunakan hak dan melanggar Undang-Undang Dasar, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Ban Ki-moon telah mengimbau kepada semua pihak di Thailand supaya bersama –sama berupaya mengusahakan satu solusi melalui dialog.
Seorang Muslim Thailand memungut suara di Narathiwat pada tanggal 2 Februari lalu.
(Foto:baomoi.com)
Juga pada hari yang sama, Amerika Serikat (AS) mengimbau kepada semua pihak di Thailand supaya mengekang kekerasan setelah keputusan Mahkamah Konstitusi negara ini, menangani ketegangan politik secara damai dan demokratis,agar rakyat bisa memilih badan pimpinan yang layak.
Sementara itu, pada Kamis (8 Mei), para demonstran anti Pemerintah pimpinan PM demisioner Yingluck Shinawatra selama berbulan-bulan ini menyatakan akan menunjuk satu pemerintah baru setelah Ibu Yingluck Shinawatra dan para anggota kabinet dipecat. Juru bicara dari para demonstran, Akanat Promphan mengatakan bahwa perihal Partai yang berkuasa Puea Thai menunjuk Deputi PM, merangkap Menteri Perdagangan Niwatthamrong Boonsongpaisan mengganti Ibu Yingluck Shinawatra adalah tidak sah. Sementara itu, para pendukung Ibu Yingluck Shinawatra juga menyatakan akan menyelenggarakan satu pawai berskala besar pada 10 Mei ini./.