Sekjen PBB menunjukan 5 bidang aksi menghadapi perubahan iklim
(VOVWORLD) - Ketika berbicara di Konferensi ke-23 Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang penghadapan perubahan iklim (COP 23) yang berlangsung di Kota Bonn, Jerman, pada Rabu (15 November), Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, telah menyerukan kepada komunitas internasional supaya berupaya lebih lanjut lagi di 5 bidang aksi seperti emisi gas, adaptasi, keuangan, hubungan kemitraan dan kememimpinan.
Sekjen PBB, Antonio Guterres (Foto: AFP/VNA) |
Yang bersangkutan dengan emisi gas, Sekjen PBB, Antonio, Guterres mengutip laporan terkini Program Lingkungan PBB yang memberitahukan bahwa komitmen-komitmen mengurangi emisi gas hanya dilakukan satu di antara tiga jumlah perlu untuk memegang suhu bumi di taraf yang aman menurut Perjanjian Paris tentang perubahan iklim. Satu bidang tindakan perlu yang lain ialah adaptasi.
Tentang bidang keuangan, Sekjen Antonio Guterres memberitahukan bahwa PBB perlu memobilisasi jumlah anggaran keuangan tahunan senilai 100 miliar USD kepada negara-negara yang berkembang. Juga menurut dia, untuk menghadapi situasi perubahan iklim harus menaruh perhatian hubungan kemitraan dengan persekutuan-persekutuan aksi di semua bidang poros dan semua maujud. Hubungan kemitraan-sektor swasta, pemerintahan-pemerintahan daerah dan regional serta swasda masyarakat akan memutuskan kemenangan atau kegagalan pelaksanaan Perjanjian Paris. Khususnya, langkah satu-satunya untuk mempertahankan suhu bumi yang tidak berkelebihan 2 dejarat suhu dan mendekati taraf 1.5 dejarat suhu ialah memobilisasi sektor swasta melaksanakan proses pemindahan energi. Akhirnya, Sekjen Antonio Guterres menekankan makna penting kepemimpinan politik. Dia menyerukan kepada semua Pemerintah supaya melaksanakan kebijakan mengurangi gas CO2 dan menanggulangi perubahan iklim secara efektif untuk menjadi teladan kepada perusahaan-perusahaan dan swadaya masyarakat.
Juga pada CPO 23, Organisasi Pengawasan Pengaruh Iklim (CAT), telah mengumumkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pernarikan diri Amerika Serikat dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim tahun 2015 akan menimbulkan kenaikan suhu global kira-kira 0.5 suhu pada tahun 2100.