Sengketa di Laut Timur perlu dipecahkan secara damai dan sesuai dengan hukum internasional
(VOVworld)- Dalam satu pernyataan pers secara tertulis yang diajukan setelah Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur(EAS) yang baru saja diadakan di Phnom Penh (Kamboja), Presiden Filipina Neningo S. Aquino berseru kepada semua fihak yang bersangkutan supaya menghargai zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen dari negara- negara.
Ilustrasi.
(Foto: internet).
Dia menekankan bahwa hal ini telah ditegaskan sesuai dengan semua pasal dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hukum Laut 1982(UNCLOS). Sementara itu, ketika berbicara kepada kalangan pers setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 21 dan semua Konferensi Tingkat Tinggi yang bersangkutan di Phnompenh, Perdana Menteri Malaytsia Najib Tun Razak pada Selasa (20 November) menganggap bahwa masalah sengketa kedaulatan di Laut Timur menjadi salah satu diantara masalah-masalah yang amat rumit dan memerlukan waktu untuk memecahkannya, bersamaan itu menegaskan bahwa semua negara menginginkan adanya perdamaian, kestabilan dan kesejahteraan di kawasan. Menurut dia, kalau semua fihak peserta perundingan punya sikap konstruktif, maka semua masalah yang rumit bisa dikelola dan dipecahkan.
Pada hari yang sama, Perdana Menteri Australia Julia Gillard menyatakan bahwa dia menginginkan keinginan tentang adanya satu Kode Etik tentang perilaku untuk memecahkan semua sengketa di Laut Timur dan berharap bahwa semua sengketa " dipecahkan secara damai, sesuai dengan hukum internasional dan kepentingan semua fihak"./.