Serangan bom di Turki menimbulkan korban kira-kira 100 orang

(VOVworld) – Di sekat Kantor Tentara dan Parlemen Turki, Rabu (17/2), satu serangan bom terhadap iringan kendaraan militer pengangkut sanak keluarga angkatan bersenjata negara ini. Serangan ini menimbulkan korban kira-kira 100 orang, diantaranya ada para serdadu Turki. Sekarang belum ada kelompok yang mengakui melakukan serangan ini, tapi banyak sumber berita menganggap bahwa kasus ini dilakukan oleh para anasir mujahidin Islam atau pasukan orang Kurdi. Segera setelah itu, Presiden Turki, Tayyip Erdogan berkomitmen akan memberikan balasan terhadap orang-orang yang melakukan serangan ini.

Serangan bom di Turki menimbulkan korban kira-kira 100 orang - ảnh 1
Polisi memblokade kawasan kejadian serangan bom
(Foto: vtv.vn)

Serangan di Turki mengagetkan opini umum internasional. Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan kekagetannya ketika diberitakan tentang serangan tersebut, bersamaan itu mengutuk keras tindakan teror tipe baru ini. Fihak Amerika Serikat, pada hari yang sama, juga mengutuk keras serangan di Ibukota Turki tersebut, bersamaan itu menegaskan solidaritas dengan Ankara.

Sementara itu, wakil senior urusan kebijakan keamanan dan hubungan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga para korban dalam serangan tersebut. Serangan bom tersebut juga merugikan upaya banyak negara anggota Uni Eropa dalam mengurangi arus migran masuk benua ini ketika satu pertemuan yang direncanakan diadakan sebelum Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa telah dibatalkan.

Komunitas internasional terus mengutuk serangan bom berdarah-darah di Turki tersebut, sehingga menewaskan sedikitnya 28 orang dan melukai puluhan orang lain. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Ban Ki-moon mengutuk serangan teror di Ankara, bersamaan itu berharap supaya pelaku serangan bom akan cepat dibawa ke depan pengadilan. Beliau juga menyampaikan duka cita kepada keluarga para korban dan menyatakan bahwa PBB akan “bahu membahu” dengan rakyat dan Pemerintah Turki. Pemerintah Meksiko, pada hari yang sama, mengutuk tindakan teror di Ankara, Ibukota Turki. Sementara itu, Wakil Pertama Ketua Komisi Pertahanan dan Keamanan dari Dewan Federal (Majelis Tinggi) Rusia, Frants Klintsevich menekankan bahwa serangan teror tersebut telah memperseriuskan situasi di Timur Tengah menjadi serius, sehingga menghalangi perundingan-perundingan dalam internal Suriah. 

Tidak sampai 24 jam setelah serangan bom terhadap iringan mobil militer Turki di ibukota Ankara sehingga menewaskan 28 orang, di Turki Tenggara juga terjadi satu serangan lain terhadap iringan mobil militer sehingga menewaskan sedikit-sedikitnya 7 serdadu dan melukai banyak orang lain. Bersangkutan dengan serangan bom pada Rabu malam (17/2), Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, Kamis (18/2) membenarkan pelaku serangan bom di Ankara itu adalah seorang warga negara Suriah.

Komentar

Yang lain