(VOVWORLD) - Serentetan demonstrasi-demonstrasi di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Jerusalem Timur, pada Kamis (07 Desember), telah mengakibatkan bentrokan sehingga melukai 17 orang.
Kasus ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) mengakui Kota Jerusalem sebagai Ibukota Israel.
Warga Palestina melakukan demontrasi di Tepi Barat (Foto: THX/VNA) |
Di Kota-Kota Hbron dan Al-Bireh di Tepi Barat, ribuan demonstran telah memekikkan slogan “Jerusalem Ibukota Negara Palestina” dan melemparkan batu bata dan batu ke para serdadu Israel.
Di Jalur Gaza, puluhan demonstran telah berhimpun di dekat pagar rintangan perbatasan dengan Israel dan melemparkan batu bata ke para serdadu negara ini. Dua demonstran telah terluka karena ditembak peluru sungguhan seorang yang sedang berada kondisi kristis.
Pada hari yang sama, Gerakan bersenjata Islam Hamas dari Palestina telah menggerakkan “pemberontakan rakyat” Palestina yang menentang pengakuan AS terhadap Jerusalem sebagai Ibukota-nya Israel.
Pada perkembangan yang bersangkutan, pada Rabu (06 Desember), Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Nikki Haley menegaskan bahwa Washington tidak berfihak dalam sengketa di Jurusalem Timur, setelah Presiden Donald Trump resmi mengakui Jerusalem sebagai Ibukota Israel. Ketika menjawab interviu Kanal “CNN”, Nikki Haley menyatakan bahwa Presiden Donald Trump tidak mengungkapkan kawasan Jerusalem Timur dalam penyataan-nya. Menurut dia, Israel dan Palestina akan mempunyai hak menentukan nasib daerah yang masih banyak disengketakan ini