(VOVworld) – Tentara Mesir, pada Kamis (25 Juli), telah menetapkan batas waktu kepada Organisasi Ikhwanul Muslimin (MB) bahwa dalam waktu 48 jam (sampai Sabtu sore – 27 Juli) organisasi ini harus menyetujui opsi kerujukan politik setelah tidak jelas tentang kemungkinan menggunakan taktik-taktik yang lebih keras terhadap organisasi ini.
Dalam satu pernyataan yang bernama
“kesempatan terakhir”, pasukan-pasukan bersenjata Mesir menegaskan akan menerapkan satu strategi baru untuk menghadapi terorisme yang kotor, setelah demonstrasi dengan skala besar untuk mendukung tentara yang berakhir pada Jumat (26 Juli).
Prajurit Mesir
(Foto: vietnamplus.vn)
Menurut seorang pejabat tentara, batas waktu terakhir 48 jam yang dikeluarkan oleh tentara merupakan satu undangan politik, permintaan ini tidak berarti bahwa setelah 48 jam, tentara akan melakukan penindasan. Pejabat ini memberitahukan bahwa tentara akan tidak memulai gerik-gerik manapun, tapi pasti akan memberikan reaksi yang keras terhadap imbauan-imbauan menghasut kekerasan atau terorisme dari kalangan pemimpin MB atau para pendukung MB. Pada hari yang sama, dalam pernyataan yang dimuat di jaringan sosial Facebook, tentara Mesir menegaskan akan tidak mengacungkan senapan pada rakyat, tapi siap menembak pada orang-orang yang bersangkutan dengan kekerasan dan terorisme.
Dalam menghadapi perkembangan tersebut di Mesir, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon mengimbau kepada semua fihak oposisi di Mesir supaya mengekang diri secara semaksimal. Sekjen Ban Ki-moon juga mendesak kepada tentara supaya segera melepaskan Presiden yang dipecat, Mohamed Morsi dan para pemimpin MB yang sedang ditahan atau mempelajari tuduhan-tuduhan terhadap orang-orang ini secara transparan./.