(VOVworld) – Satu serangan dengan belati terhadap seorang dosen di sekolah Perancis-Yahudi yang berusia 35 tahun, terjadi di kota Marseille, Perancis Selatan, Senin (11/1). Ketika berbicara di depan satu jumpa pers, pada hari yang sama, Brice Robin, Jaksa kawasan Marseille memberitahukan bahwa pelaku serangan adalah seorang masih anak-anak Turki.

Ketika ditangkap oleh polisi anti-terorisme, dia memberitahukan bahwa tindakan-nya adalah untuk mengatas-namai “Allah” dan organisasi yang menamakan diri sebagai “Negara Islam” (IS), bersamaan itu menegaskan bahwa kalau dilepaskan, dia akan mempersenjatai diri untuk membunuh polisi. Kantor kejaksaan telah melakukan investigasi terhadap “tindakan membunuh manusia karena alasan agama dan memuji terorisme” tersebut.

Presiden Perancis, Francois Hollande segera mengutuk serangan tersebut, menganggap bahwa ini merupakan satu “tindakan yang tidak bisa dibela”, bersamaan itu menegaskan bahwa badan-badan fungsional akan bertindak secara gigih untuk menghadapi “semua perilaku xenofobia terhadap orang Yahudi dan rasisme”.