Selain perbahasan tentang langkah-langkah meningkatkan tekanan memaksa Republik Demorasi Rakyat Korea (RDRK) menghapuskan program rudal dan nuklir yang dilakukan negara ini, dialog ini juga membahas masalah-masalah lain seperti masalah antiterorisme dan masalah Laut Timur.

Panorama dialog tersebut (Foto: Kantor Berita Vietnam)

Pada dialog ini, AS berharap supaya akan mendorong Tiongkok melakukan kerjasama lebih lanjut lagi dalam meningkatkan sanksi-sanksi terhadap RDRK. AS dan beberapa sekutu-nya bisa meninjau embargo terhadap minyak tambang, penerbangan dan para pekerja migran-yang pernah ditolak oleh Tiongkok dan Rusia, Presiden Donald Trump menekankan bahwa AS berharap akan menerima kerjasama lebih besar dari Tiongkok untuk meningkatkan pengaruh terhadap RDRK. Sementara itu, Kemlu Tiongkok juga menegaskan bahwa Beijing telah tidak henti-hentinya berupaya memecahkan ketegangan di semenanjung Korea.

Sudah sejak  sebelum persidangan ini, kalangan otoritas AS memberitahukan akan mengenakan sanksi-sanksi terhadap beberapa perusahaan Tiongkok yang dituduh bersangkutan dengan program-program nuklir RDRK tanpa memperdulikan protes yang dikeluarkan oleh fihak Beijing. Selain itu, AS juga menyatakan bisa meningkatkan sanksi-sanksi terhadap RDRK seperti embargo minyak, larangan terbang terhadap Perusahaan Penerbangan Nasional RDRK-gerak-gerik yang telah mendapat protes dari Rusia dan Tiongkok.