(VOVworld)- Perdana Menteri (PM) Jepang, Yoshihiko Noda menyerukan memperkuat daya guna tas hukum untuk memecahkan semua sengketa kedaulatan pulau dan laut secara damai dalam pidato di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB di New York (Amerika Serikat).
Ilustrasi.
( Foto: petrotimes.vn)
PM Yoshihiko Noda menyatakan akan bertekat membela wilayah Jepang, bersamaan itu mencela intrik-intrik memaksakan tekat terhadap negara-negara yang lain dengan kekerasan atau ancaman. PM Jepang menekankan “
secara konsekwen” menerima satu keputusan dari Mahkamah Keadilan Internasional (IJC), menganggap ini sebagai hal yang harus ada. Pada satu jumpa pers setelah itu, PM Jepang menegaskan “
tidak bisa memberikan konsesi” bagi Tiongkok tentang masalah kedaulatan terhadap kepulauan sengketa di Laut Tiongkok Timur yang dinamakan oleh Jepang sebagai Senkaku dan dinamakan Tiongkok Diaoyu, bersamaan itu mengutuk semua tindakan serangan kekerasan terhadap semua kepentingan Jepang di Tiongkok. PM Yoshihiko Noda berseru kepada semua negara yang bersangkutan supaya mengekang diri dan beranggapan bahwa semua sengketa perlu dipecahkan secara rasional dan tenang, jangan menggunakan kekerasan.
Setelah pidato PM Jepang Yoshihiko Noda, Tiongkok dan Republik Korea telah memberikan respon. Dalam satu pernyataan tertulis pada Kamis (27 September) ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Qin Gang memberitahukan bahwa Tiongkok “
sangat kecewa” dan “
secara serius memprotes” pandangan pemimpin Jepang tentang masalah kepulauan sengketa./.