(VOVworld) – Pada Rabu (25 Februari), Tiongkok berseru supaya mengusahakan satu solusi politik untuk krisis di Ukraina, bersamaan itu mendesak kepada para fihak yang bersangkutan supaya menaati secara serius permufakatan perdamaian Minsk serta rencana penarikan senjata berat ke luar dari Donbass, Ukraina Timur.
Ketika berbicara di depan jumpa pers, Juribicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hung Lei menekankan bahwa Beijing selalu menjaga pandangan bahwa satu solusi politik merupakan satu-satunya
“jalan ke luar” untuk krisis di Ukraina guna mendatangkan perdamaian dan kestabilan negara Eropa Timur ini. Tiongkok mengeluarkan pernyataan tersebut setelah pertemuan para pemimpin papan atas dari 4 negara Ukraina, Rusia, Perancis dan Jerman (atau juga disebut sebagai Kuadralateral Normandy) di Paris, Ibukota Perancis pada Selasa (24 Februari) guna mendorong pelaksanaan permufakatan Minsk.
Tank tentara Ukraina pada pos pengawasan di dekat Gorlivka,
di Dotnesk pada 23 Februari
(Foto: Kantor Berita Vietnam)
Juga pada dari yang sama, Kanselir Jerman, Angela Merkel pada jumpa pers dengan timpalannya dari Swedia, Stefan Lofven menekankan bahwa permufakatan Minsk merupakan langkah pertama walaupun ia dilaksanakan sangat terlambat. Selain itu, kedua pemimpin ini juga menegaskan bersedia mengenakan sanksi-sanksi baru terhadap Rusia kalau perlu dengan tuduhan bahwa Rusia memainkan peranan dalam krisis Ukraina. Rusia selalu menolak tuduhan dari Barat ini.
Pada hari yang sama, ketika berbicara di depan Televisi, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengutuk keras bahwa keputusan Pemerintah Ukraina dalam memutus sumber pasokan gas bakar untuk bagian Timur merupakan tindakan yang bersifat “genosida”./.